Oleh: Anita Rahmawati, S.Pd.SD.
Guru SDN 2 Kelet, Kec. Keling, Kab. Jepara
PERKALIAN merupakan salah satu materi matematika di kelas 2 sekolah dasar (SD). Penanaman konsep baru dalam materi perkalian di kelas 2 ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru, di mana guru harus mampu menyampaikan materi dengan tepat dan mudah dipahami oleh siswa.
Kondisi yang terjadi di kelas 2 SD Negeri 2 Kelet, mayoritas siswa kesulitan memahami materi perkalian dalam penjumlahan berulang. Sebagian besar siswa tidak tuntas kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kondisi ini tidak bisa dibiarkan, sehingga guru harus berusaha menciptakan inovasi media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak dan juga materi yang sedang dipelajari. Salah satunya dengan menciptakan suatu inovasi media pembelajaran, yakni dengan menggunakan media dakon matematika (dakota).
Gagne dalam Musfiqon (2012: 27) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Musfiqon menyatakan bahwa media adalah alat bantu untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya proses belajar terjadi.
Menurut Sudjarno dkk (dalam Renita, 2017: 32) dakon atau congklak merupakan salah satu permainan tradisional yang sering dimainkan anak-anak pada waktu senggang. Aspriliana (2018: 2) mengungkapkan bahwa dakon adalah media yang terbuat dari tripleks yang dilengkapi dengan 100 buah kantong bilangan yang terbuat dari gelas plastik yang disusun dengan cara 10×10 yang telah dilengkapi dengan nomor 1-100 dan akan diisi dengan tutup botol aqua. Media ini dapat merangsang semangat belajar siswa, siswa tidak jenuh karena siswa dapat secara bergantian menggunakannya.
Berdasarkan definisi di atas, media dakota adalah alat bantu berupa permainan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan tertentu yang menarik dan tahan lama yang digunakan guru untuk merangsang siswa dalam proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dakon yang digunakan merupakan hasil modifikasi yang menggabungkan permainan tradisional dakon dengan pembelajaran matematika yang disebut sebagai dakota yaitu dakon matematika.
Istiani dan Arnidha (2018: 67) menyatakan, langkah-langkah membuat media dakota yaitu: 1) Alat dan Bahan yang digunakan dalam membuat media dakota terdiri dari papan dakon, biji dakon/manik-manik, double tip, karet, dan kertas; 2) Cara pembuatan papan dakota yaitu: Pasangkan paku pada papan yang setiap barisnya berisi 10 paku. Lakukan hal sama sebanyak 3 baris. Letakkan bilangan di setiap paku tersebut. Gunakan karet gelang untuk menandai faktor dari bilangan yang disebutkan.
Menurut Istiani dan Arnidha (2018: 68), media dakota memiliki kelebihan antara lain: 1) Dapat meningkatkan kreativitas; 2) Dapat melatih siswa dalam berkomunikasi saat berkelompok, menimbulkan motivasi (rasa keingintahuan), menimbulkan keceriaan saat mempraktikkan sebab seperti bermain dakon; 3) Sebagai alternatif lain dari penggunaan pohon faktor dan garis bilangan. Selain memiliki kelebihan juga terdapat kekurangan dari media dakota yaitu: 1) Kurang fleksibel dibawa karena ukuran yang besar; 2) Siswa yang kurang paham dengan konsep perkalian yang menyangkut tentang kelipatan, sehingga akan bingung menggunakan media ini; 3) Perhitungan kelipatan terbatas, sebab semakin banyak jumlah mangkuk maka akan semakin panjang wadah dakon. Maka mara mengatasi kekurangan media Dakota yaitu: 1) Media ini dapat dibuat dengan ukuran kecil agar lebih mudah dibawa; 2) Media dakota juga dapat digunakan untuk konsep perkalian; 3) Perhitungan kelipatan yang terbatas dapat diatasi dengan menerapkan faktorisasi prima pada media dakota.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan dari media dakota, faktanya inovasi media pembelajaran ini yang diterapkan di kelas 2 SD Negeri 2 Kelet, didapatkan kondisi bahwa siswa lebih senang belajar materi perkalian dalam penjumlahan berulang. Motivasi belajar siswa meningkat, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal pada materi tersebut. (*)