Oleh: Ni Wayan Yuliana, S.Pd
Guru SD Negeri Tajur Duhi, Kecamatan Kahayan Kuala, Kabupaten Pulang Pisau
HURUF vokal dan huruf konsonan merupakan dua jenis huruf yang berbeda pada susunan alfabet. Vokal merupakan bunyi atau ujaran bahasa yang dihasilkan alat bicara jika aliran udara yang keluar dari paru-paru tidak mengalami hambatan. Vokal juga disebut huruf hidup atau bunyi. Pada bahasa Indonesia huruf yang melambangkan vokal adalah a,e, i,o, dan u. Untuk penulisan huruf (e) dapat disertai dengan tanda aksen yang membedakan (e) yang dilafalkan dalam kata ekor dan kata enam. Sedangkan konsonan merupakan bunyi atau ujaran bahasa yang terjadi karena adanya uadara yang keluar dari paru-paru mendapat hambatan, konsonan disebut juga huruf mati. Pada bahasa Indonesia huruf yang melambangkan konsonan terdiri atas b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Pada huruf q dan x, sering digunakan untuk nama serta keperluan ilmu. Serta pada huruf (x) yang berada di posisi awal diucapkan dengan huruf (s).
Kondisi yang terjadi di kelas 1 SD Negeri Tajur Duhi Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau yaitu sebagian besar siswa belum bisa membedakan antara huruf vokal dan konsonan. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan sehingga guru harus berusaha menciptakan inovasi media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak dan juga materi yang sedang dipelajarai. Sehingga saya berpikir untuk menciptakan suatu inovasi pembelajaran yakni dengan menggunakan media KABAR (Kartu Huruf dan Gambar).
Media pembelajaran adalah media yang digunakan untuk membantu merangsang pikiran, perasaan, kemampuan dan perhatian siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Media pembelajaran berfungsi untuk menjelaskan atau memvisualisasikan suatu materi yang sulit dipahami jika hanya menggunakan ucapan verbal. Pada konteks ini, guru menggunakan media KABAR untuk memudahkan siswa dalam mengenal huruf vokal dan konsonan.
Kartu huruf di sini dipahami sebagai media (alat) dalam pengajaran, yang mana melaluinya simulasi dari inti pengajaran disampaikan baik secara deskriptif maupun demonstratif, yang tentunya ini menandaskan pada fungsinya sebagai penyampai pesan (Gagne dalam Rita, 2009:222). Dalam konteks media pembelajaran, media merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang anak didik untuk belajar (Briggs dalam Rita, 2009:222). Melihat wujud dan cara penggunaannya, media terdiri atas: 1) media grafis; 2) media audio; dan 3) media proyeksi diam (Sadiman, 2006:26). Media yang sifatnya gambar dapat juga disebut sebagai media grafis atau lebih dikenal juga bentuk media visual. Maka kartu huruf bergambar di sini merupakan media bergambar yang memuat awalan huruf vokal dan konsonan sesuai gambar yang ada di kartu tersebut.
Dalam pembelajaran dengan menerapkan media kartu bergambar, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangannnya. Menurut Arief S. Sadiman, dkk (2006: 29) adalah sebagai berikut: 1) Sifatnya konkrit, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. 2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, tetapi gambar dapat selalu dibawa kemana-mana. 3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. 4) Dapat memperjelas suatu masalah, dalain bidang apa saja dan uriluk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah membetulkan kesalahpahaman. 5) Murah harganya dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus. Sedangkan kekurangan media kartu bergambar menurut Arief S. Sadiman, dkk (2006:31) adalah sebagai berikut: 1) Kartu bergambar hanya menekankan persepsi indera mata. 2) Kartu bergambar kurang efektif jika menerangkan gambar yang terlalu kompleks. 3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan dari media KABAR (Kartu huruf dan gambar) nyatanya inovasi media pembelajaran ini yang diterapkan di kelas 1 SD Negeri Tajur Duhi Kec. Kahayan Kuala Kab. Pulang Pisau, didapatkan kondisi bahwa siswa lebih mudah mengenal huruf vokal dan konsonan. Motivasi belajar siswa juga meningkat dalam membaca sehingga terjadi peningkatan keterampilan mengenal huruf vokal dan konsonan secara klasikal. (*)