Kolab yuk, Why Not?

Oleh: Sari Warni Indah, S.Pd.
Guru Bahasa Inggris SMKN 1 Demak, Kabupaten Demak

KURIKULUM kerap kali berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Seperti halnya baru-baru ini, perubahan kurikulum kembali terjadi dengan dasar pemulihan kondisi pasca pandemi Covid-19, di mana yang tadinya proses kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring kemudian berubah menjadi blended learning, sehingga diperlukan adanya kurikulum yang mampu mendukung penuh dengan kondisi yang ada sekarang untuk lebih baik lagi. Oleh karena itu, hadirlah kurikulum merdeka di mana berdasarkan keputusan Mendikbudristek No.56/M/2022 tentang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran.

Dalam kurikulum merdeka, kedudukan mata pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bukan lagi menjadi mata pelajaran umum, namun sudah dapat dikatakan atau dianggap sebagai salah satu mata pelajaran kejuruan bersamaan dengan matematika dan IPAS. Dalam pelaksanaannya, mata pelajaran bahasa Inggris akan diberikan sesuai dengan kejuruan masing-masing, sehingga peserta didik akan mendapatkan materi yang lebih sesuai dengan jurusan yang diambil. Peserta didik akan lebih mampu menguasai bahasa asing dan istilah-istilah yang digunakan untuk mendukung mata pelajaran produktifnya. Dengan kondisi demikian, maka diperlukan pula adanya koordinasi guru antar mata pelajaran dalam menentukan tujuan pembelajaran agar nantinya lebih tepat sasaran. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan akan adanya kolaborasi antar mata pelajaran.

Kolaborasi antar mata pelajaran tidak hanya asal menggabungkan dua atau tiga mata pelajaran begitu saja, namun harus ada koordinasi antar guru mata pelajaran untuk menentukan capaian pembelajaran, dan materi apa saja yang dapat dikolaborasikan. Seperti halnya mata pelajaran bahasa Inggris dengan mata pelajaran produktif, ketika berkolaborasi kapasitasnya bukan hanya sebagai pengalih bahasa semata, namun juga harus mampu memenuhi capaian pembelajaran atau materi yang disepakati yang terlihat di dalam tujuan pembelajarannya.

Sebagai contoh mata pelajaran bahasa Inggris berkolaborasi dengan materi produktif yang ada di salah satu jurusan Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis (MPLB). Dalam hal ini, di dalam materi produktif yang mengusung tema pengolahan arsip atau dokumen, di mana pada tujuan pembelajaran nantinya peserta didik diminta untuk mampu mengelola arsip atau dokumen manual menjadi dokumen digital kemudian dikolaborasikan dengan mata pelajaran bahasa Inggris dikaitkan dengan materi produktif. Tujuannya adalah peserta didik mampu menyusun langkah-langkah penggunaan suatu alat/teknologi, di mana dalam hal ini langsung ditentukan langsung kegiatan pembelajaran menjadi peserta didik mampu membuat video tutorial cara mengolah e-dokumen dari pengupload dokumen, pengarsipan melalui koding dan warna sampai pengunduhannya bila mana diperlukan dengan berbasis pemaksimalan penggunaan google drive. Hasil dari kolaborasi tersebut kemudian di upload di akun sosial media peserta didik masing-masing di mana merupakan salah satu kegemaran peserta didik dengan bermain sosial media.

Melalui kegiatan pembelajaran yang tidak menjemukan, tidak membosankan, dan menyenangkan, tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai. Peserta didik melakukan proses pembelajaran dengan learning by doing, sehingga akan menjadi kan siswa lebih menikmati proses pembelajaran dan hasil yang didapatkan lebih maksimal. Dalam pelaksanaan pembelajaran kolaborasi, hendaknya dipertimbangkan terlebih dahulu dengan matang kesesuaian materi yang dapat dikolaborasikan, apa model pembelajaran apa yang akan digunakan, bagaimana sistem pembelajaran yang akan diterapkan dan apa media yang akan diberikan karena penggabungan dua mata pelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Jadi jangan takut untuk berkolaborasi dengan pelajaran lain dan ciptakan suasana belajar yang menyenangkan. (*)