SEMARANG, Joglo Jateng- Pelatihan teknologi ozon diberikan untuk masyarakat Kelurahan Wates, Ngaliyan. Pelatihan diprakarsai oleh Tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro.
Teknologi ozon diaktualisasikan untuk memperpanjang masa simpan hasil panen jambu Kristal. Pelatihan berlangsung selama dua minggu. Kelurahan Wates dipilih sebagai lokasi penelitian karena memiliki komoditas utama jambu kristal yang cukup melimpah.
“Jika tidak dikelola dengan benar, hasil panen bisa terbuang sia-sia karena busuk. Sehingga perlu adanya teknologi yang mendukung optimalisasi hasil panen para petani,” ungkap dosen pembimbing penelitian, Agus, belum lama ini.
Demonstrasi diawali dengan pengaliran gas ozon (O3) selama 15 menit, ke dalam tong air. Kemudian, 15 kg jambu kristal dimasukkan ke dalam tong tersebut. Setelahnya, dilakukan perendaman selama 15 menit juga.
Selama perendaman, nampak jamur yang terdapat pada ujung tangkai buah mulai meluruh. Termasuk ulat yang terdapat di dalam buah pun turut keluar. Setelah itu, buah disimpan ke dalam showcase dengan pengkondisian suhu dan kelembaban. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Agus memaparkan, buah jambu kristal yang mendapat penanganan tersebut terbukti mampu bertahan lebih lama. “Ketika penelitian, jambu krital sama asekali tidak membusuk atau layu di hari ke-tujuh. Kemudian di hari ke-16, jambu kristal juga masih belum membusuk, meskipun sudah nampak layu,” jelasnya.
Kegiatan pelatihan turut dihadiri oleh pihak PT. Dipo Tech, selaku perusahaan yang memproduksi alat ozon. Seluruh kelompok tani yang ada di Kelurahan Wates pun turut mengikuti pelatihan. Sementara itu, teknologi ozon ini digagas oleh Prof. Muhammad Nur, DEA, Dosen Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang. (hms/mg2)