Oleh: Wiwin Sri Winarni, S.S.
Guru SMAN 4 Semarang, Kota Semarang
TAHUN 2022 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan tiga opsi kurikulum yang dapat diterapkan satuan pendidikan dalam pembelajaran. Tiga kurikulum itu yakni kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe atau kurikulum merdeka. Pilihan kurikulum ini berkembang seiring dengan kondisi pandemi Covid-19 yang menuntut penyesuaian dalam pembelajaran di sekolah. Sekolah diberi kebebasan untuk menentukan pilihan kurikulum yang akan diterapkan sesuai dengan kondisi dan kesiapan masing-masing sekolah.
SMAN 4 Semarang melakukan analisis dan evaluasi, kemudian mendaftar untuk menggunakan kurikulum merdeka jalur mandiri pada tahun 2022 ini dan akhirnya mendapat rekomendasi dari Kemendikbudristek melalui SK Nomor 034/H/KR/2022 Tentang satuan Pendidikan Pelaksana IKM pada tahun 2022/2023. Ada tiga opsi dalam kurikulum merdeka jalur mandiri yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan, yaitu Mandiri Belajar, Mandiri berubah, Mandiri Berubah, dan Mandiri berbagi.
SMAN 4 Semarang pada tahun pertama ini memilih jalur mandiri berubah, yaitu menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan Kemendikbudristek. Karakteristik kurikulum merdeka di SMAN 4 Semarang sebagai berikut: 1) Pembelajaran berbasis proyek; 2) Fokus pada materi esensial; 3) Fleksibilitas bagi guru.
Tahun pelajaran 2022-2023 ini, SMAN 4 Semarang melaksanakan tiga proyek dengan tema gaya hidup berkelanjutan dan bineka tunggal ika pada semester gasal serta kearifan lokal pada semester genap. Tema gaya hidup berkelanjutan membawa topik sampahku tanggung jawabku, topik bineka tunggal adalah multikultur dalam info grafis, dan topik kearifan lokal adalah cerita wayang.
Pelaksanaan proyek diatur dalam bentuk kerja kelompok di setiap kelasnya, di mana setiap kelas terdiri dari 36 peserta didik. Pembagian kelompok kerja disesuaikan dengan tema dan topik proyek masing-masing kelompok. Rata-rata setiap tema di setiap kelas terbagi ke dalam 6 kelompok proyek. Pada akhir tahun, pembelajaran akan dilaksanakan ekspo proyek peserta didik, baik dalam bentuk produk maupun aksi dengan mengundang sekolah terdekat.
Pembelajaran proyek pertama dilaksanakan selama tiga minggu atau 138 jam, dimulai akhir Agustus 2023 dan berakhir di minggu terakhir September. Proyek pertama ini mengambil tema gaya hidup berkelanjutan. Selaras dengan predikat sekolah sebagai sekolah Adiwiyata nasional, maka topik yang dikembangkan adalah 3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle menjadi sebuah karya berupa mini composter. Sasaran dan capaian Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dari proyek pertama ini adalah siswa dapat memiliki karakter bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, bergotong royong dan bernalar kritis.
Proyek pertama ini dilaksanakan oleh seluruh peserta didik kelas X, dari E.X1 sampai E.X11. Masing-masing kelas membuat 6 kelompok agar memenuhi kuota 36 per kelas. Masing-masing kelompok akan menghasilkan 1 unit mini composter. Dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 4 tahap utama, yaitu: 1) Tahap pengenalan, 2) Tahap kontekstualisasi; 3) Tahap aksi; dan 4) Tahap refleksi dan tindak lanjut.
Dari satu contoh kegiatan proyek yang telah dilakukan peserta didik SMAN 4 Semarang, terbukti bahwa pembelajaran proyek dalam kurikulum merdeka dapat membentuk karakter-karakter yang tertuang dalam Profil Pelajar Pancasila. Itu baru satu proyek saja sudah terlihat karakter profil pelajar Pancasila, padahal dalam satu tahun ajaran direncanakan ada tiga proyek. SMAN 4 Semarang berharap enam dimensi Profil Pelajar Pancasila akan terwujud dalam satu tahun.
Dengan terwujudnya Profil Pelajaran Pancasila, maka pastilah kualitas pendidikan akan semakin meningkat dengan diiringi karakter-karakter mulia yang dimiliki peserta didik. Sehingga peserta didik tidak hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan, tetapi cerdas pula dalam bersikap, beribadah, dan bersosial. Generasi inilah yang akan mampu membangun Indonesia mencapai kejayaan di masa yang akan datang. (*)