BANTUL, Joglo Jogja – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul menggelar sosialisasi dan pelatihan penanganan bencana di sekolah. Hal itu bertujuan untuk mewujudkan ‘Satuan Pendidikan Aman Bencana’, agar warga sekolah dapat mengantisipasi dan menghadapi bencana hidrometeorologi untuk melindungi anak-anak yang ada di sekolah.
Staf Bidang 1 BPBD Kabupaten Bantul, Jirokhim Soleh mengatakan, bahwa sosialisasi dan penanganan tersebut juga menuju ke arah Sekolah Ramah Anak (SRA), dengan salah satu indikatornya adalah aman dari bencana. Proses ini secara kebetulan juga bersamaan dengan situasi alam yakni hidrometeorologi.
“Prosesnya sendiri kami mengadakan pelatihan terkait manajerial kepada mereka, sehingga ketika ada kebencanaan yang bertanggungjawab itu adalah orang dewasa, bukan anak-anak. Kita beri pelatihan terkait bagaimana menganalisa resiko di sekolah terhadap ancaman yang ada, menyusun SOP, kemudian membuat rencana operasi hingga membentuk timnya,” terangnya saat diwawancarai di SDN Bantulan, Kamis (13/10).
Rokhim berharap, dengan adanya tim dan Standar Operasional Prosedur (SOP), sekolah akan lebih siap dengan adanya ancaman hidrometeorologi. Adapun sosialisasi ini dimulai dari jenjang PAUD/TK hingga SMA/sederajat.
“Kegiatan ini sekaligus untuk membentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SAPB). Saat ini di Bantul ada 33 SAPB. Di mana terdapat empat sekolah yang baru akan di-launching pada November mendatang oleh BPBD DIY,” ujarnya.
Ia menambahkan, menurut data dari BPBD, 33 sekolah tersebut terdiri dari jenjang SD sederajat hingga SMA sederajat. Seperti SDIT Ar Raihan, SMP 1 Pandak, SLB 1 Bantul, dan SMK Muhammadiyah 1 Bantul.
“Dari 2014 hingga 2022 terbentuk 33 SAPB. Dengan rincian delapan sekolah dasar/sederajat, enam SMP sederajat, 17 SMA sederajat, dan dua dari SLB,” pungkasnya.
Adapun sekolah rawan bencana di Bantul sendiri, menurutnya tergantung dengan titik lokasi sekolah. Di mana di Bantul sendiri juga rawan terjadi gempa bumi.
“Kalau ingin tahu sekolah rawan longsor di daerah Imogiri, dan barat Sedayu. Untuk yang rawan banjir di Imogiri, Parangtritis, dan yang rawan tsunami di daerah pesisir pantai. Jadi tergantung masing-masing posisi sekolah,” paparnya. (ers/all)