Oleh: Erma Dian Rusanti, S.Pd.
Guru SMPN 3 Petarukan, Kabupaten Pemalang
PRONUNCIATION atau pengucapan tidak boleh diabaikan ketika sedang belajar bahasa Inggris. Kesalahan pengucapan harus dihindari untuk meningkatkan keterampilan pengucapan kata secara keseluruhan. Untuk mengubah suara yang dibuat, perlu mengontrol bentuk mulut dan aliran udara dengan menggunakan otot mulut, lidah, serta bibir.
Saat kita berbicara dengan bahasa Inggris, otot mungkin tidak berkembang secara baik. Kita pun akan menemukan pelafalan yang lebih sulit untuk dipahami. Dengan melatih pengucapan bahasa Inggris, otot kita menjadi berkembang dan kemampuan pengucapan meningkat.
Menurut Ur (1996: 52), tujuan pembelajaran pronunciation adalah agar peserta didik mampu mengucapkan sebuah kata seperti aksen seorang native. Tetapi secara sederhana, agar peserta didik mampu mengucapkan kata dengan cukup akurat agar bisa lebih mudah dipahami oleh lawan bicara. Alasan utama pentingnya mempelajari pengucapan adalah untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan suatu kata.
Ketika ingin meningkatkan kemampuan dalam hal pronunciation, maka harus belajar melalui berbagai metode yang efektif. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan skill pelafalanmu. Cara-cara tersebut antara lain: 1) Belajar Pengucapan dari Native Speaker; 2) Belajar Pengucapan Melalui Kamus Elektronik; 3) Belajar Pengucapan Dari Youtube. Ada beberapa unsur dalam pronunciation yang perlu diketahui, mulai dari vowel, consonant, popsound, final sounds, syllables, dan stresses.
Pertama adalah Vowels, yakni suara vokal yang digunakan untuk mengucapkan suatu kata. Ada perbedaan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam menggunakan suara vokal. Pada bahasa Indonesia, suara vokal hanya mencakup a, i, u, e, dan o.
Kemudian Consonants atau konsonan merupakan huruf selain huruf vokal. Pada dasarnya, ketika belajar mengenai pronunciation, maka harus mengetahui jenis suara konsonan yang dibagi menjadi voice consonant dan unvoiced consonant. Voice consonant merupakan pronunciation yang ketika diucapkan mampu menimbulkan getaran suara. Untuk unvoiced consonant, yaitu suara konsonan yang mana suara tersebut tidak menghasilkan getaran pada mulut. Hal ini membuktikan bahwa ketika mengucapkan salah satu jenis pronunciation ini, keadaan bibir, lidah, maupun keadaan tenggorokan tidak mengalami getaran sama sekali. Misalnya adalah kata mop, kick, two, fan, church, etc.
Selanjutnya adalah Popsound atau disebut juga sebagai letupan suara. Untuk popsounds sendiri terbagi menjadi beberapa bagian seperti p, k, t, tf, b, g, dan d. Popsounds sendiri juga disebut dengan pantulan dikarenakan, ketika
Pada dasarnya, pronunciation tidak dapat dipisahkan dengan final sound. Final sound merupakan sebuah bunyi akhir atau suara akhir ketika mengucapkan suatu kata. Ketika mempelajari final sound, maka secara tidak langsung kamu akan mengetahui cara pelafalan baik panjang ataupun pendek.
Panjang pendek suatu kata yang ada pada final sounds ini juga sangat berkaitan dengan materi vowel dan konsonan. Kosakata tersebut dapat kamu baca secara panjang jika final sound nya adalah suara tense, diphthongs, dan juga voiced consonants. Sedangkan, untuk suara pendeknya berupa lax dan unvoiced consonant.
Pronunciation adalah hal yang sangat penting. Dengan mempelajarinya, kamu dapat dengan mudah mengucapkan suatu kata ketika melakukan komunikasi dengan orang lain, khususnya native speaker. (*)