Oleh: Moch Nurhadi, S.Pd.SD., M.Pd.
Guru SDN Brakas, Kec. Dempet, Kab. Demak
TANTANGAN dan perkembangan pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang semakin besar dan kompleks. Untuk itu, guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Oleh sebab itu, perlu dukungan yang lebih aktif dari semua aspek. Salah satu upaya yang dapat ditempuh yaitu memperbaiki model pembelajaran yang dapat memperbaiki kemampuan siswa dalam proses pembelajarannya.
Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang tepat, agar siswa dalam proses mengajar yaitu dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Tujuannya agar siswa bisa menumbuhkan semangat untuk mampu memecahkan suatu permasalahan dalam pembelajaran Matematika.
Lingkungan belajar yang harus disiapkan dalam model pembelajaran PBL adalah lingkungan yang terbuka, menggunakan proses demokrasi, dan menekankan peran aktif siswa. Seluruh proses membantu siswa untuk menjadi mandiri yang percaya pada ketrampilan intelektual mereka sendiri. Lingkungan belajar menekankan pada peran sentral siswa bukan pada guru.
Menurut Eggen & Kauchak (2012:307), model pembelajaran PBL adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah, materi dan pengaturan diri. Sedangkan Supinah (2010: 17) mengemukakan bahwa PBL sebagai pendekatan pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada siswa, di mana masalah tersebut diawali dengan pemberian masalah kepada siswa yang mana masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari siswa.
Menurut Herman Hudojo (2003: 36), matematika berkenaan dengan gagasan berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis. Ini berarti matematika bersifat sangat abstrak yaitu berkenaan dengan konsep abstrak dan penalaran deduktif. Sedangkan Erman Suherman (2003: 16), matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.
Perencanaan yang penulis lakukan salah satunya yaitu guru harus mampu merancang model pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa. Untuk itu, guru harus kreatif dalam mendesain model pembelajaran yang mengajak siswa ikut berpartisipasi, aktif, kreatif terhadap materi yang diajarkan, sehingga siswa mampu memecahkan masalah terhadap materi matematika yang diajarkan. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat memahami materi yang diberikan dan mencapai pembelajaran hasil belajar matematika yang meningkat.
Implementasi model PBL yang dilakukan di Kelas VI SD Negeri Brakas di Gugus Gajah Mada, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak sebelum penerapan dilakukan peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu gunanya agar tahu sebenarnya kondisi di SD Negeri Brakas melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pentingnya implementasi pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika maka siswa menjadi lebih kritis, analitis dalam mengambil keputusan. Dengan kata lain model pembelajaran berbasis masalah pada matematika yang diajarkan pada siswa hasilnya adalah siswa mampu memiliki pemahaman yang baik tentang suatu masalah, mampu mengomunikasikan ide-ide yang baik, mampu mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis dan meneliti kembali hasil yang diperoleh.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL di SD Negeri Brakas yang penulis lakukan adalah Pengenalan siswa terhadap suatu masalah, Mengarahkan siswa agar belajar, Membimbing belajar individu atau kelompok, Mengembangkan dan mempresentasikan hasil belajarnya, Menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah.
Berdasarkan pembahasan bahwa implementasi model pembelajaran Problem Based Learning terhadap peningkatan hasil belajar Matematika materi Operasi hitung Bilangan Cacah di Kelas VI di SD Negeri Brakas Gugus Gajah Mada, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak menggunakan sintak model pembelajaran Problem Based Learning, dapat ditarik kesimpulan dalam implementasinya ditemukan siswa sangat senang dan bersemangat mengikuti jalannya kegiatan belajar mengajar Matematika materi operasi hitung bilangan cacah. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan KKM yang telah ditentukan. (*)