JEPARA, Joglo Jateng – Perpustakaan seolah menjelma sebagai tempat terbelakang dengan tumpukan buku yang bejibun. Namun, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskarpus) Kabupaten Jepara, menyulapnya lewat multiprogram agar tetap memiliki bergaining position bagi masyarakat.
Kepala Diskarpus Jepara, Umar Chotob menjelaskan, kehadiran era digital merombak segala habit masyarakat. Sehingga Diskarpus memutar otak untuk mengikuti perkembangan zaman.
“Sekarang ini, habit (kebiasaan) masyarakat mulai berubah, dari dimensi sosial, politik, ekonomi hingga dunia literasi turut bertransformasi. Apabila Diskarpus tidak mengikuti ritme yang berlaku, perpustakaan tak lagi jadi referensi untuk bertemu,” papar Umar saat ditemui Joglo Jateng di Kantor Diskarpus Krapayak Jepara, belum lama ini.
Oleh sebab itu, program yang dihadirkan Diskarpus beraneka ragam. Pihaknya menjelaskan, mulai dari les, pelatihan hingga olahraga yoga turut mewarnai. Di sisi lain, kegiatan tidak terpusat di perpustakaan daerah (perpusda), melainkan perpustakaan desa (perpusdes).
“Tiap Selasa jam 16.00 ada les bahasa Inggris, Selasa pagi ada kelas wirausaha, Yoga umum perempuan di hari Sabtu, pelatihan menulis juga ada hingga membuat Akademi Menulis Jepara (AMJ) di Perpusda. Di Perpusdes, Bondo cerdas, roti kering, pelatihan keterampilan buat ibu-ibu,” jelas dia.
Lebih lanjut, menurutnya, sejauh ini berkat kehadiran multiprogram yang ditawarkan oleh Diskarpus. Sebanyak 250 masyarakat Jepara rutin mengunjungi perpustakaan.
“Di hari Sabtu misal, pengunjung perpustakaan bisa sampai 250 orang. Karena, program yang dijalankan di perpustakaan tidak hanya buka, melainkan banyak, sehingga wajar memiliki bergaining position di hati masyarakat,” ujar dia. (cr2/gih)