Oleh: Wahidun, S.Pd.
Guru PJOK SDN 04 Kendaldoyong, Kec. Petarukan, Kab. Pemalang
PENDIDIKAN mencakup tiga hal, yakni mendidik, mengajar, dan melatih (Hangestiningsih, 2015). Ketiga kegiatan tersebut bertujuan untuk mentransfer nilai-nilai. Dalam pelaksanaannya, ketiga kegiatan tersebut harus saling berjalan secara beriringan dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan dan kondisi lingkungan yang ada di sekitar.
Proses pendidikan melalui aktivitas jasmani didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif dan sportif serta kecerdasan emosi. Agar tujuan pendidikan dapat tercapai, seorang pendidik diharapkan mampu mengembangkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kreativitas, nilai dan sikap peserta didik. Dengan penggunaan metode maupun model pembelajaran yang tepat, akan berpengaruh juga terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.
Hasil observasi awal di SDN 04 Kendaldoyong kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) materi senam, saat berlangsungnya proses belajar mengajar terlihat aktivitas siswa terlihat kurang bergairah dan kurang aktif dan tidak antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, anak lebih suka bercanda dengan temannya. Dari hasil observasi awal didapat nilai rata-rata keterampilan psikomotorik siswa dalam melakukan gerakan senam adalah 63,25 dengan persentase ketuntasan belajar mengajar 45% dan belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) PJOK yang ditetapkan.
Untuk itu, perlu adanya perbaikan proses kegiatan pembelajaran agar anak lebih aktif dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan prestasi siswa. Salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction (DI).
Metode Direct Instruction atau pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses pembelajaran siswa, yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang bertahap atau langkah demi langkah. Model pembelajaran langsung dipilih karena dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materinya berupa suatu proses yang berkelanjutan dan sulit dipelajari sendiri oleh siswa, sehingga perlu dipelajari secara bertahap dengan dipraktikkan langsung oleh guru.
Pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisiensikan materi ajar agar sesuai dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Adapun langkah-langkah model pembelajaran langsung adalah: a) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa untuk belajar; b) Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan benar tahap demi tahap; c) Membimbing pelatihan; d) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
Menurut Tamsyani, metode Direct Instruction atau pembelajaran langsung memiliki beberapa kelebihan antara lain: a) Mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa, sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. b) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun; c) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas yang kecil; d) Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas; e) Kinerja siswa dapat dipantau secara cemat; f) Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.
Kesuksesan pembelajaran menggunakan metode Direct Instruction atau pembelajaran langsung bertumpu pada peran guru. Jika guru kurang dalam persiapan, pengetahuan, percaya diri dan cara menyampaikan atau berkomunikasi, maka siswa dapat menjadi bosan, teralih perhatiannya dan pembelajaran akan terhambat. Untuk itu, perencanaan dan persiapan yang matang sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan metode Direct Instruction. (*)