Diferensiasi Proses Pembelajaran IPA pada Materi Wujud Benda

Oleh: Eli Mutosiah
Guru SD Negeri Mlekang 2, Kec. Gajah, Kab. Demak

PEMBELAJARAN diferensiasi merupakan proses pembelajaran dimana didalamnya terdapat usaha untuk memberikan pengalaman pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Dalam proses ini dibutuhkan strategi yang tepat. Antara lain strategi diferensiasi konten, proses dan produk. Diferensiasi dimaksudkan untuk merangsang kreativitas dengan membantu murid membuat koneksi yang lebih kuat, memahami hubungan, dan memahami konsep dengan cara yang lebih intuitif.

Kelas III SD Negeri Mlekang 2 Kecamatan Gajah Kabupaten Demak sejauh ini belum pernah melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Minimnya pengetahuan menjadi salah satu penyebabnya. Sehingga perlu dilaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas guna memenuhi kebutuhan belajar setiap murid dengan optimal.

Banyak strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran berdiferensiasi, salah satunya adalah dengan strategi diferensiasi proses. Strategi ini mengacu pada bagaimana murid akan memahami, memaknai, apa informasi atau materi yang akan dipelajari. Guru harus mengetahui apakah kesiapan belajar murid secara mandiri atupun kelompok. Guru juga harus melihat murid mana yang perlu mendapat bantuan dalam belajar. Proses ini dapat dilakukan dengan pertanyaan pemandu untuk mengetahui apakah murid bisa belajar secara mandiri.

Hal tersebut merupakan skenario yang di rencanakan oleh guru. Cara melakukan strategi ini adalah: pertama, kegiatan berjenjang. Semua murid bekerja membangun pemahaman dan keterampilan yang sama. Dilakukan dengan dukungan dan tantangan komplek yang berbeda-beda.

Kedua, menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan, akan mendorong murid untuk mengeksplorasi berbagai materi yang sedang di pelajari menarik minat murid. Contohnya belajar wujud benda. Guru bisa meminta murid untuk mengidentifikasi berbagai wujud benda sesuai dengan minatnya. Begitu juga jika murid berminat dengan pelajaran yang lain guru memberikan ruang untuk murid mendalami minat tersebut. Pertanyaan pemandu disesuaikan dengan level kemampuan murid.

Ketiga, membuat agenda individu untuk murid. Guru membuat tugas untuk dikerjakan murid. Sebagai pekerjaan umum untuk seluruh kelas dan pekerjaan yang terkait dengan tugas individu. Setelah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka murid boleh mengerjakan tugas individu khusus.

Keempat, memvariasaikan lama waktu untuk meyelesaikan tugas, untuk memberikan dukungan tambahan, dan mendorong murid memanfaatkan waktu. Kelima, mengembangkan kegiatan bervariasi, yakni dengan mengakomodasi gaya belajar visual, auditori, kinesetetik. Seperti pemanfaatan video pembelajaran, atau benda konkret. Dan keenam, menggunakan pengelompokan yang fleksibel sesuai dengan kesiapan, kemampuan, dan minat.

Keunggulan dari diferensiasi proses dalam pembelajaran adalah: pertama, bisa efektif untuk murid berkemampuan tinggi maupun penyandang cacat. Kedua, memberikan pilihan kepada anak-anak yang berarti bahwa mereka mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk belajar sendiri. Dan ketiga, keterlibatan dalam pembelajaran cenderung menjadi lebih kuat karena ia menangani anak-anak sebagai individu dengan kesempatan yang sama untuk pertumbuhan.

Di sisi lain, pengajaran yang berbeda memiliki keterbatasannya antara lain: pertama, pembelajaran yang dibedakan membutuhkan lebih banyak waktu perencanaan pelajaran bagi guru yang mungkin sudah kekurangan waktu. Ini mungkin membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk sekolah atau distrik sekolah untuk diimplementasikan. Banyak sekolah kekurangan sumber daya pengembangan profesional untuk melatih fakultas dengan benar.

Setelah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi proses di kelas III SD Negeri Mlekang 2 pada materi wujud benda, merdeka belajar berangsur terwujud. Proses dilakukan melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat kepada murid. Disamping itu juga dengan memperhatikan segala aspek yang dibutuhkan oleh murid. Sebab, sebelum pembelajaran, guru telah melakukan analisis terhadap kebutuhan dan latar belakang murid. Pemetaan awal terhadap kebutuhan murid serta profil murid dibuat melalui angket atau wawancara secara langsung. (*)