Oleh: Murtoyo, S.Pd.SD.
Guru SD Negeri O2 Lawangrejo, Kec. Pemalang, Kab. Pemalang
PEMBELAJARAN Bahasa Indonesia diarahkan bisa meningkatkan peserta didik untuk berkomunikasi seacara baik dan benar, baik lisan maupun tulisan. Menurut Chaer dan Agustina (2010, p. 3) yang dikutip Utari dan Nuzulia mengatakan, bahwa bahasa tidak hanya dilihat atau didekati sebagai Bahasa. Sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum. Melainkan dilihat atau didekati sebagai sarana, interaksi atau komunikasi didalam masyarakat.
Berdasarkan dari wali kelas III, terdapat perkembangan bahasa anak yang kurang disebabkan oleh kurangnya media yang memadai saat proses belajar berlangsung. Selama ini proses pembelajaran hanya menggunakan buku dan metode ceramah dari guru saja. Sehingga anak-anak merasa bosan. Kurangnya fasilitas yang ada di sekolah membuat pembelajaran dilakukan dengan media seadannya. Sehingga tingkat kefokusan siswa yang berkurang. Pembelajaran menjadi sangat monoton sehingga suasana pembelajaran kurang menarik.
Berdasarkan hasil pembelajaran, guru kelas menunjukkan bahwa aspek perkembangan keterampilan berbahasa anak belum berkembang secara optimal. Berdasarkan permasalahan yang terjadi tersebut, peran guru sebagai fasilitator sangat diperlukan. Guru diharuskan untuk lebih kreatif untuk membuat media pembelajaran dalam kegiatan belajar sambil bermain. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa anak.
Alat peraga atau media yang digunakan sebagai sarana untuk keterampilan berbahasa melalui kegiatan dapat membuat pelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Salah satu media yang dapat digunakan adalah tebak gambar. Media tersebut merupakan salah satu solusi yang diusahakan untuk mengatasi permasalahan di bidang studi Bahasa Indonesia. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mempunyai empat komponen, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Setiap keterampilan itu, memiliki ketertarikan erat antar satu komponen dengan yang lainnya. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa sejak dini, biasanya proses dimulai dengan belajar menyimak bahasa. Kemudian berbicara, belajar membaca, serta menulis. Menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki sekolah. Empat keterampilan berbabahasa tersebut tidak bisa dipisahkan dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi, karena komunikasi lebih efektif jika dilakukan dengan berbicara. Berbicara memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa ahli bahasa telah mendefinisikan pengertian berbicara, diantaranya sebagai berikut: pertama, merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang dikehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak. Dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara dipelajari.
Kedua, berbicara adalah aktivitas berbahasa yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar. Selanjutnya manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil dalam berbicara. Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia untuk menyampaikan pesan-pesan atau ide-ide yang ada.
Media tebak gambar merupakan keterampilan dengan cara menebak secara pasti atau kira-kira. Objek yang ditebak didasarkan pada ciri-ciri, kriteria tertentu dimana kebenarannya bersifat belum pasti. Media tebak gambar merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi, berupa foto, dan lukisan. Adapun langkah-langkah media tebak gambar yaitu: pertama, guru menggunakan gambar sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan siswa. Kedua, guru memperlihatkan gambar kepada siswa di depan kelas. Ketiga, menerangkan pelajaran menggunakan gambar. Keempat, mengarahkan perhatian siswa pada sebuah gambar sambil mengajukan bebrapa pertanyaan kepada siswa satu persatu. Dan kelima memberikan tugas kepada siswa. (*)