Oleh: Nurrochmi Endang Kusrini, S.Pd.
Guru SDN 02 Tambakrejo, Kec. Pemalang, Kab. Pemalang
PENINGKATKAN sumber daya manusia (SDM) tidak akan lepas dari peran dari pendidikan (Giwangsa, 2019). Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan bertujuan mengembangkan segala aspek yang terdapat dalam peserta didik baik pengetahuan, sikap dan watak. Agar menjadi manusia yang cakap dan terampil, serta beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam mencapai tujuan pendidikan, peran guru begitu penting untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Baik dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini karena guru merupakan kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran yang tentunya juga harus didukung oleh faktor-faktor lainnya. Seperti sarana prasarana, siswa, orang tua, dll.
Namun, pada kenyataanya proses pembelajaran masih jauh dari kata ideal. Masih banyak kekurangan yang ditemukan dalam proses pembelajaran. Seperti pembelajaran yang cederung dominan pada aspek kognitif dan mengabaikan aspek pengembangan sikap dan keterampilan peserta didik. Pembelajaran yang membosankan dan kurang interaktif menyebabkan proses pembelajaran tidak efektif. Hal tersebut ditandai dengan masih rendahnya hasil belajar, rendahnya minat siswa, serta pencapaian tujuan pembelajaran yang kurang optimal.
Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS), penggunaan media pembelajaran bisa dijadikan stimulus. Terdapat satu alat bantu yang bisa digunakan oleh guru sebagai sarana untuk membantu siswa memahami materi. Selain itu juga bisa digunakan sebagai stimulus untuk menarik atensi atau perhatian siswa, mengurangi verbalisme, juga membuat pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. Media untuk pembelajaran IPS di sekolah dasar yang menyenangkan, mudah dan bermakana bagi siswa, dapat dilakukan salah satunya dengan media kartu kuartet.
Kartu kuartet adalah beberapa kumpulan kartu-kartu yang di dalamnya bermuatan tulisan yang menjelaskan gambar. Biasanya berupa tulisan tebal yang menerangkan suatu gambar. Kartu ini biasa dimainkan oleh anak-anak. Namun, biasanaya hanya berupa tokoh-tokoh kartun yang mungkin kurang bermanfaat untuk anak-anak karena hanya menimbulkan rasa senang.
Peneliti bermaksud mengembangkan kartu kuartet yang bermuatan edukatif. Yakni dilakukan mengubah konten yang ada dalam kartu kuartet dengan mengadaptasi konten-konten dalam pembelajaran IPS sekolah dasar. Dalam hal ini adalah materi mengenai keragaman budaya di Indonesia. Media yang dimanfaatkan untuk pembelajaran IPS ini selain menimbulkan rasa senang, juga mudah digunakan oleh siswa. Selain itu ada muatan edukatif dengan mengenalkan berbagai budaya di Indonesia.
Dalam media kartu kuartet ini terdapat gambar-gambar yang bisa menarik siswa. Selain itu juga mudah digunakan oleh siswa, karena dilengkapi gambar dan penjelasannya. Media ini sangat layak untuk digunakan berdasarkan hasil penilaian dari ahli. Siswa mudah memahami materi keragaman budaya di Indonesia dengan menggunakan media tersebut. Selain itu, siswa juga merasa senang ketika belajar. Hal ini tentu bisa meningkatkan motivasi belajar siswa. (*)