Oleh: Rizky Ariwibowo
Guru SD 2 Bakalan Krapyak, Kec. Kaliwungu, Kab. Kudus
BANYAK siswa sekolah dasar berasumsi bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit. Setiap menemukan soal yang berupa angka, siswa berfikir bahwa soal tersebut sulit untuk diselesaikan. Matematika menjadi momok bagi mereka, sehingga sering salah dalam menyelesaikan soal. Kemungkinan soal tersebut terlalu rumit sehingga siswa menjadi malas. Dalam mengerjakan soal, siswa cenderung menjawab dengan asal dan mencontek jawaban dari teman yang mereka anggap bisa. Untuk itu perlu adanya strategi untuk memotivasi siswa dalam pelajaran matematika dan menanamkan bahwa matematika itu mudah, menarik, menantang, dan menyenangkan.
Sumiati (2007: 236) mengatakan, bahwa motivasi adalah dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri untuk bertingkah laku. Dorongan itu pada dasarnya untuk mencapai sesuatu tujuan. Sehingga motivasi dapat memberikan semangat yang luar biasa terhadap seseorang untuk berperilaku dan dapat memberikan arah dalam belajar. Motivasi ini pada dasarnya merupakan keinginan yang ingin dipenuhi, maka ia akan timbul rangsangan. Baik karena adanya kebutuhan maupun minat terhadap sesuatu. Jika pada awalnya siswa merasa sesuatu itu mudah, maka dalam diri mereka akan muncul rasa ingin tahu, tertarik, dan tertantang pada tahap berikutnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan strategi agar siswa termotivasi dan menganggap bahwa matematika itu tidak sulit. Adapun strategi tersebut, antara lain pertama, guru bersemangat saat mengajar matematika. Jika guru bersemangat dalam kegiatan pembelajaran, maka siswa akan termotivasi. Jangan sampai ketika kegiatan pembelajaran guru terlihat muram, lesu, dan tidak semangat.
Kedua, memperhatikan celah materi yang tidak dipahami siswa. Dalam kegiatan pembelajaran tentu ada siswa yang tidak paham tentang materi yang disampaikan. Guru hendaknya memberikan penjelasan kembali dan latihan berulang-ulang hingga siswa sampai jelas. Guru memberikan latihan soal yang sedikit berbeda tetapi masih terkait dengan materi yang diajarkan.
Ketiga, memberikan cara atau trik khusus. Guru dapat memberikan cara khusus agar siswa dapat memahami materi dengan mudah. Misalnya, mencari akar pangkat tiga dari bilangan 19.683. Sebelumnya siswa harus hafal bilangan kubik 1 sampai 1000. Cara khusus yang diberikan, yaitu lihatlah angka ribuan, yaitu 19. Lalu dicari akar pangkat tiga yang terdekat dari bilangan 19 (tidak boleh melibihi 19), maka ketemu 2. Berikutnya lihat angka satuan pada bilangan 19.683, yaitu angka 3. Carilah bilangan kubik yang angka satuannya 3, yaitu 7. Maka akar pangkat tiga dari bilangan 19.683 adalah 27.
Keempat, menggunakan media teknologi. Teknologi yang semakin canggih dapat dimanfaatkan guru sebagai media belajar yang menarik bagi siswa. Misalnya, menggunakan aplikasi, permainan, dan video animasi. Kelima, memberikan reward. Siswa yang mampu menyelesaikan tugas dari guru dengan baik dan benar dapat diberikan reward atau penghargaan. Reward membuat siswa merasa senang karena pekerjaan atau perbuatannya mendapatkan penghargaan. Tujuannya untuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas. Reward dapat berupa pujian atau pemberian hadiah. Misalnya, memberikan hadiah berupa alat tulis seperti buku, pensil, pengapus, dan lain-lain.
Matematika itu pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa namun jika guru memberikan strategi-strategi, kemungkinan besar siswa akan menyukai pelajaran matematika. Untuk itu guru hendaknya mampu mewujudkannya dan melakukan strategi-strategi dalam kegiatan belajar-mengajar. Semoga strategi-strategi di atas dapat bermanfaat dan dapat diterapkan oleh guru kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika. Dengan adanya strategi tersebut siswa akan termotivasi dan akan menganggap bahwa matematika sebenarnya itu mudah, menarik, menantang, dan menyenangkan. (*)