Oleh: Septi Puji Astuti, S.Pd.SD.
Guru SDN 03 Asemdoyong, Kec. Taman, Kab. Pemalang
KEGIATAN belajar mengajar secara konvensional tanpa menggunakan media dan model pembelajaran yang tidak tepat akan membuat siswa tidak tertarik. Hal tersebut berdampak pada hasil belajarnya. Penggunaan model pembelajaran kooperatuf tipe take and give pada pembelajaran sistem peredaran darah sangat cocok. Apalagi proses belajar mengajar dapat memberikan peluang yang lebih besar kepada siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik, khususnya pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).
Pembelajaran Sistem Peredaran Darah pada Manusia di mata pelajaran IPA, banyak mengandung konsep yang harus dikuasai siswa. Untuk dapat mengaitkan konsep, siswa butuh pemahaman awal yang benar. Sebagaimana yang terjadi pada siswa kelas V SDN 03 Asemdoyong, Kabupaten Pemalang. Salah satu metode yang cukup menarik untuk dicoba adalah metode take and give. Metode ini menarik, karena mewajibkan adanya interaksi antar siswa sehingga suasana belajar menjadi tidak monoton.
Metode take and give dapat diartikan siswa mengambil dan memberi materi pelajaran pada siswa yang lain. Metode ini memiliki sintaks, yakni menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan teman sebayanya. Siswa juga mampu menyampaikan isi materi pelajaran kepada teman sebaya dengan jelas. Kelebihan dari metode tersebut di antaranya adalah siswa lebih cepat memahami penguasaan materi dan informasi karena mendapatkan dobel informasi dari guru dan siswa lain.
Metode ini dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa akan informasi. Selain itu, juga menyelipkan pembelajaran karakter, dimana siswa mampu bekerja sama dan menghargai kemampuan orang lain.
Meski demikian, ada kekurangan metode pembelajaran take and give yang perlu dipahami dan diantisipasi oleh guru. Yaitu bila informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah), maka informasi yang diterima siswa lain pun akan kurang tepat. Untuk itu dibutuhkan pendampingan guru. Jika guru tidak piawai, pembelajaran bisa berlangsung kurang efektif dan bertele-tele.
Ini menjadi PR guru untuk mampu mengarahkan siswa dengan baik. Namun tidak ada salahnya, guru mencoba metode ini untuk memperkaya pengalaman dalam penggunaan berbagai metode pembelajaran. Akhirnya, menemukan metode yang tepat untuk setiap materi pelajaran dan tepat untuk setiap karakter kelas.
Sintaks metode pembelajaran take and give yaitu guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam pembelajaran dan mendesain kelas sebagaimana mestinya. Kemudian guru menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Lalu siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari atau dihafal. Selanjutnya semua siswa berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberikan informasi.
Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya. Demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing. Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa, guru memberikan pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartu yang diterima siswa.
Alasan pemilihan materi yang sesuai untuk metode take and give adalah materi yang mengandung informasi yang singkat, jelas dan padat. Metode ini lebih menekankan pada unsur ingatan yang membutuhkan pemahaman yang cepat. Pembelajaran metode tersebut tidak memerlukan teknik praktik maupun diskusi. Dengan pertimbangan inilah, guru mencoba mengaplikasikan metode ini dalam materi Sistem Pernapasan pada Manusia.
Belajar dengan metode take and give memberikan suasana baru belajar di kelas lebih menyenangkan. Siswa lebih antusias, dinamis, penuh semangat, serta menciptakan suasana belajar dari pasif ke aktif, sehingga lebih mempermudah siswa untuk mengingat materi. Belajar secara efisien dan efektif, meskipun membahas hal yang dianggap sulit dan berat dapat berlangsung dalam suasana gembira. (*)