Tingkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Program Linear dengan PBL

Oleh: Qurrota A’yun, S.Pd.
Guru Matematika SMA N 1 Pekalongan

PANDEMI covid-19 yang melanda Indonesia menjadikan adanya perubahan dalam pelaksanaan proses pendidikan di Indonesia. Dua tahun pembelajaran dilakasanakan secara jarak jauh atau daring. Kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik dan kepercayaan diri peserta didik menjadi berkurang. Hal tersebut disebabkan peserta didik tidak terbiasa unjuk diri karena pembelajaran dilakukan selama ini adalah secara jarak jauh atau daring.

Berdasarkan hasil analisis terhadap persentase ketuntasan hasil belajar dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik di XI MIPA 3 masih rendah yaitu 25 %. Banyaknya peserta didik yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 9 peserta didik dari 36 peserta didik dalam satu kelas. Kepercayaan diri peserta didik masih rendah, terlihat hanya terdapat 4 peserta didik dari 36 peserta didik yang bersedia maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal matematika saat pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis akan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning (PBL) pendekatan saintifik dan STEAM yang terintegrasi. Pembelajaran inovatif ini dilaksanakan pada kelas XI MIPA 3 tahun pelajaran 2022/2023, menggunakan kurikulum K-13 pada materi Program Linear.

Adapun tantangan yang dihadapi dalam implementasi model pembelajaran inovatif berbasis proyek adalah keterbatasan pengetahuan guru akan model PBL secara mendalam. Dalam menghadapi tantangan yang ada dan mencapai tujuan yang diinginkan, penulis mempelajari tentang model pembelajaran inovatif secara intensif.

Strategi yang digunakan dalam pemilihan model pembelajaran inovatif berbasis proyek adalah mempelajari karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pelajaran. Kemudian, menyusun rencana penyusunan pembelajaran (RPP), bahan ajar, lembar kinerja peserta didik (LKPD), power point (PPT) interaktif, desain proyek, dan instrumen penilaian yang sesuai model PBL.

Pelaksanaan model pembelajaran berpusat pada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kepercayaan diri. Hal tersebut didukung oleh beberapa faktor, yakni perangkat pembelajaran yang di desain sesuai dengan model PBL. Kemudian, antusias peserta didik dalam mengikuti model pembelajaran sangat tinggi. Peserta didik dapat melakukan pembelajaran matematika secara berbeda dari biasanya, yaitu melakukan wawancara, membuat soal dan penyelesaiannya, serta membuat laporan.

Dampak pelaksanaan praktik pembelajaran inovatif berbasis proyek adalah terjadinya peningkatan hasil belajar siswa. Presentase ketuntasan klasikal hasil belajar peserta didik meningkat dari 72% menjadi 89% setelah pembelajaran menggunakan model PBL. Banyaknya peserta didik yang tuntas sebanyak 32 peserta didik dari 36 peserta didik di kelas XI MIPA 3. Sedangkan presentase yang membutuhkan remidial adalah 11% (sebanyak 4 peserta didik).

Pengukuran sikap percaya diri dilakukan dengan menggunakan Angket Kepercayaan Diri (pre respon dan angket post respon). Meningkatnya kepecayaan diri peserta didik dapat dilihat dari rata-rata klasikal skor N-Gain yang didapatkan yaitu 0,5, yang berada pada kriteria sedang.

Berdasarkan analisis angket pre respon, diketahui tidak ada peserta didik pada kriteria sangat rendah. Terdapat 4 peserta didik berada pada kriteria rendah, sebanyak 4 peserta memiliki kepercayaan diri sedang. Kemudian 20 peserta didik memiliki kepercayaan diri tinggi, dan 8 peserta didik memiliki kriteria kepercayaan diri sangat tinggi. Sedangkan dari analisis angket post respon, diketahui tidak ada  peserta didik yang memiliki rasa percaya diri sangat rendah, rendah dan juga sedang. Hasil analisis dari angket didapatkan data sebanyak 7 peserta memiliki kepercayaan diri tinggi dan 29 peserta didik memiliki kriteria kepercayaan diri sangat tinggi.

Setelah melaksanakan praktik pembelajaran inovatif berbasis proyek, guru akan melaksanakan rencana tindak lanjut. Yaitu menyusun dan mengembangkan perangkat pembelajran inovatif pada pembelajaran selanjutnya yang terintegrasi TPACK, 4C dan HOTS. (*)