Toddler Math Pemantik Belajar Matematika

Oleh: Edi Supriyono, S.Pd.SD
Guru SDN 2 Garung Kidul, Kec. Kaliwungu, Kab. Kudus

BERDASARKAN hasil riset yang dilakukan oleh Pusat Studi Internasional TIMSS di Boston College Amerika Serikat, dalam publikasinya yang berjudul Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2015 International Result in Mathematics, terdapat 27 persen anak Indonesia yang duduk di bangku kelas SD belum memiliki pengetahuan dasar yang cukup mengenai logika dan matematika. Membiasakan anak berhitung dan memecahkan masalah matematika sejak usia dini bisa menjadi langkah awal membiasakan anak dengan kegiatan berhitung. Sehingga lebih akrab dengan matematika.

Belajar dengan metode tertentu bisa menjadikan seorang guru dan siswa terhubung dengan baik. Yakni mengolah dan mencari tahu apa yang harus dilakukan untuk membangun hubungan baik dalam proses pembelajaran. Ibarat belajar mengayuh sepeda, untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka harus melalui proses ketelatenan, berusaha, dan berikhtiar.

Belajar matematika juga harus mempunyai trik gaya yang menarik dari segi metode, model, serta penerapan yang menarik. Hal tersebut dilakukan untuk membuat susana yang bisa membuat siswa tertarik. Dalam proses pembelajaran dalam penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian, guru harus mempunyai metode yang berbeda dan unik.

Dengan sesuatu yang unik, siswa akan memiliki kemauan, rasa penasaran, dan rasa ingin tahu. Mereka akan semakin bergairah dan selalu merespon aktif dalam pembelajaran. Guru perlu menerapkan ide-ide kreatif, memberikan model alat peraga yang unik, serta media yang menarik.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, dari pengirim ke penerima pesan. Dalam hal ini adalah proses merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa, sehingga proses belajar dapat terjalin. Menurut Schramm (putri, 2011 : 20), media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Sebagai guru kelas, saya mencoba menerapkan media pembelajaran matematika dengan toddler math. Yakni aplikasi yang menarik tentang penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian. Media ini akan membantu siswa kelas II untuk belajar matematika dengan sangat menyenangkan. Karena di usia tujuh sampai delapan tahun, anak lebih condong untuk belajar dengan bermain. Melalui toddler math, banyak ide kreatif dan menarik yang sangat membantu siswa dalam belajar matematka.

Proses pembelajaran menggunakan toddler math juga menarik untuk dijadikan media yang membuat siswa bersimpati. Fitur yang berkesan dan penuh warna menambah gairah semangat belajar bagi siswa, selain itu siswa menjadi lebih fokus untuk proses pembelajaran. Media tersebut sangat cocok diterapkan untuk anak usia tujuh dan delapan tahun. Disini anak bisa bermain sambil berhitung penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian.

Aplikasi toddler math semakin asyik mudah ditangkap oleh siswa karena berisi banyak fitur gambar-gambar yang menarik, serta angka-angka. Fitur tersebut menjadikan siswa terhibur. Dalam penerapannya, guru menyajikan dan menerapan pembejaran dengan aplikasi melalui proyektor di dalam proses pembelajaran tatap muka. Siswa sangat senang, tidak bosan, lebih fokus, dan sangat menegena.

Selain itu, toddler math juga dapat digunakan untuk pembelajaran daring ketika siswa dirumah. Yakni dipelajari langsung di aplikasi. Sarana ini sangat membantu dan menunjang proses rangsangan anak, membentuk pola berpikir, dan melatih siswa untuk belajar berhitung. (*)