Meningkatkan Keterserapan Lulusan SMK dengan Kelas Industri

Oleh: Nuning Suprihatiningsih, S.Pd, M.Pd
Guru Akuntansi SMK N 1 Demak

KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah melakukan penyesuaian dan pengembangan kurikulum pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Upaya tersebut dilakukan untuk menyelaraskan pendidikan kejuruan dengan kompetensi kebutuhan pengguna lulusan. Maka, kurikulum telah disesuaikan dengan demand driven agar dunia usaha serta dunia industri semakin aktif terlibat dalam proses pendidikan kejuruan di SMK

Salah satu implementasi dari Inpres No. 9 Tahun 2016 adalah kerjasama sekolah menengah kejuruan dengan dunia industri maupun dunia usaha dalam bentuk kelas industri. Yakni program pengadaan kelas khusus di lingkungan sekolah dengan melakukan kerja sama antara sekolah dengan dunia usaha dunia industri. SMK diberi kebebasan dalam mencari mitra dan bekerjasama dengan pihak dunia usaha dunia industri sesuai dengan kompetensi keahlian yang dimiliki.

Saat melakukan sinkronisasi kurikulum program kelas industri ini, SMK merancangnya secara bersama-sama dengan pihak pengelola industri. Orientasi program kelas ini adalah menghasilkan lulusan yang tersertifikasi sesuai dengan kebutuhan industri. Kemudian lulusan tersebut dapat terserap di dunia kerja sesuai dengan kompetensi keahliannya masing-masing. Penyerapan tenaga kerja dari kompetensi lulusan SMK juga diharapkan dapat meningkat.

Peserta didik melaksanakan kegiatan praktek untuk mencapai kompetensi yang dibutuhkan di industri. Di samping itu, mereka juga dikondisikan untuk belajar nilai-nilai dan menerapkan budaya kerja di industri. Degan demikian, peserta didik akan menguasai dua hal tersebut.

Program kelas industri ini memberikan jaminan pada lulusan SMK untuk lebih siap bekerja dan mengurangi angka pengangguran pada jenjang pendidikan SMK. Pelaksanaan kelas industri di SMK Negeri 1 Demak, kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga bekerjasama dengan PT Pengusaha Muda Elektrik Motorindo Semarang dan PT BPR BKK Jateng Cabang Demak.

Sebagai mitra industri, dalam kegiatan kelas industri peserta didik mendapatkan materi dari General Manager PT Pegusaha Muda Elektrik Motorindo Candra Sigit Mujana. Yakni tentang Penguatan soft skill dan implementasi standar operasional prosedur (SOP) pekerjaan di Industri. Sedangkan dari PT BPR BKK Jateng Cabang Demak, materi disampaikan Wakil Kepala Cabang Koordinator, Rusyadi Yogo Kusumo, S.E., MM. Yaitu tentang komuikasi bisnis dengan strategi situation, problem, implication, need (SPIN), pelayanan perbankan, dan perencanaan keuangan.

Peserta didik kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga mendapatkan pengalaman pembelajaran industri luar biasa dari guru tamu yang diundang. Mereka merasakan atmosfer belajar yang berbeda dibanding pembelajaran di kelas. Setiap pertemuan dari pembelajaran kelas industri ini, peserta didik mendapatkan project based yang harus mereka selesaikan sesuai dengan deadline yang telah disepakati bersama.

Dengan pembelajaran kelas industri yang di laksanakan di SMK, kedepan tidak akan muncul paradigma di masyarakat yang menilai bahwa kontribusi pengangguran terbesar dari lulusan SMK. Pembelajaran kelas industri dapat meningkatkan mutu dan keterserapan lulusan SMK di dunia usaha maupun dunia industri. Slogan “SMK bisa, SMK hebat, siap kerja, santun, mandiri dan kreatif” bisa terus dihidupkan. (*)