Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw dengan Permainan Puzzle

Oleh: Indah Sofiyana, S.Pd.SD
Guru SD Negeri 01 Purwosari, Kec. Comal, Kab. Pemalang

SALAH satu materi pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) kelas VI di sekolah dasar (SD) adalah Mengidentifikasi Karakteristik Geografis dan Kehidupan Sosial Budaya, Ekonomi, Politik di Wilayah ASEAN. Materi ini merupakan materi yang sangat luas dan menuntut siswa untuk banyak menghafal. Sedangkan karakteristik siswa SD itu paling susah untuk menghafal. Mereka lebih senang belajar sambil bermain, bekerja dalam kelompok serta melakukan sesuatu secara langsung.

Guru harus bisa menyajikan materi yang menarik minat siswa agar dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar. Hal ini akan terwujud apabila guru menyampaikan pembelajaran dengan model, metode, serta media yang tepat.

Pada materi Mengidentifikasi Karakteristik Geografis dan Kehidupan Sosial Budaya, Ekonomi, Politik di Wilayah ASEAN, penulis mencoba menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle. Itu dilakukan untuk membantu siswa lebih memahami materi dan menciptakan pembelajaran yang bermakna.

Menurut Elliot Aronson dalam Arends (2008: 13), jigsaw merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada  kelompoknya.

Sedangkan Adenan (1989: 9) menyatakan bahwa puzzle dan games adalah materi untuk memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat. Puzzle dan games berguna untuk memotivasi diri, karena menawarkan sebuah tantangan yang dapat secara umum dilaksanakan dengan berhasil.

Model pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle merupakan suatu metode pembelajaran dimana siswa membentuk kelompok, kemudian menyusun potongan-potongan gambar yang telah disesuaikan dengan mal. Sehingga membentuk sebuah gambar yang benar, serta menjawab beberapa pertanyaan sesuai dengan kode puzzle.

Adapun penerapannya dalam pembelajaran yakni pertama, siswa menyimak materi yang disampaikan guru. Kemudian guru menjelaskan bahwa siswa akan menggabungkan puzzle gambar bendera ASEAN. Selanjutnya, siswa menjawab beberapa pertanyaan yang ada di balik gambar puzzle tersebut. Kedua, siswa membentuk kelompok yang terdiri dari empat sampai lima siswa. Seorang siswa bertugas menjadi ketua kelompok dan sisanya sebagai anggota.

Ketiga, ketua dari masing-masing kelompok asal maju ke depan untuk mendapat potongan-potongan puzzle. Setiap ketua kelompok yang maju ke depan disebut kelompok ahli. Keempat, masing-masing ketua dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal. Kemudian ketua kelompok membagi potongan-potongan puzzle secara merata kepada anggotanya.

Kelima, setiap anggota kelompok asal memasang kembali potongan-potongan puzzle menjadi bentuk yang utuh. Setelah terpasang, masing-masing anggota kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang ada di balik gambar. Keenam, masing-masing ketua kelompok asal maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Sedangkan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi.

Ketujuh, guru menentukan kelompok terbaik berdasarkan kecepatan dan ketepatan merangkai puzzle, serta hasil diskusi yang telah dipresentasikan. Kedelapan, guru memberi hadiah kepada kelompok terbaik. Dan kesembilan, siswa bersama guru membuat kesimpulan. Setelah itu siswa mengerjakan tes formatif.

Dengan Model Pembelajaran jigsaw dan permainan puzzle, pembelajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan. Siswa terlihat antusias, tertantang, dan termotivasi untuk mencoba menyelesaikan teka-teki potongan puzzle bersama-sama dengan kelompoknya. Penggunaan model pembelajaran tersebut pada materi Mengidentifikasi Karakteristik Geografis dan Kehidupan Sosial Budaya, Ekonomi di Kelas VI SD Negeri 01 Purwosari sangat membantu penulis dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes formatif di akhir pembelajaran. Dari 23 siswa, semuanya tuntas dalam pembelajaran. (*)