Oleh: Suwarti, S.Pd.
Guru SDN 02 Tambakrejo, Kec. Pemalang, Kab. Pemalang
PROSES kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari berbagai strategi, metode, sumber belajar, maupun media yang digunakan guru. Di tingkat sekolah dasar (SD), penggunaan media pembelajaran sebagai sumber belajar sangatlah dibutuhkan.
Mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) membutuhkan media dalam pengajarannya yang berhubungan dengan makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Proses pembelajarannya tidak akan berjalan dengan maksimal apabila materinya hanya dihadapkan dengan apa yang ada dalam buku ajar saja. Dalam pengajaran, guru membutuhkan media yang tepat guna untuk mempermudah siswa memahami materi-materi.
Dengan menggunakan media gambar, siswa dapat melihat gambar tempat hidup berbagai makhluk hidup yang tidak bisa dijangkau. Pelajaran IPA di SD tidak dapat terpisahkan oleh media pembelajaran. Karena, banyak materi pembelajaran IPA yang sulit dijelaskan dengan buku saja dan sulit menjangkau tempat-tempat hidup hewan secara langsung. Maka, penggunaan media gambar dalam pelajaran IPA di SD sangatlah bermanfaat.
Media gambar memiliki fungsi-fungsi tertentu dalam proses belajar. Di antaranya yaitu membangkitkan keinginan dan minat siswa, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar IPA, membantu kelancaran. Kemudian membantu efektivitas dan efesiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Intensifikasi penggunaan media gambar diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Menurut Hamalik (2000), gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran. Tujuan penggunaan gambar dalam pembelajaran adalah menerjemahkan simbol verbal, mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi lisan. Selain itu membangkitkan motivasi belajar dan menghidupkan suasana kelas.
Media gambar berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan. Pesan-pesan yang disampaikan dituangkan melalui simbol-simbol komunikasi visual. Media gambar mempunyai tujuan untuk menarik perhatian, memperjelas materi, dan mengilustrasikan fakta dan informasi. Kesulitan siswa dalam memahami materi Perubahan Wujud Benda dapat diatasi dengan bantuan gambar. Sehingga siswa lebih tertarik untuk menggali informasi yang terdapat pada gambar.
Langkah-langkah dalam menggunakan metode gambar adalah guru menyampaikan kompetensi dasar materi pembelajaran, kemudian menyajikan materi sebagai pengantar. Selanjutnya, guru memperlihatkan gambar yang akan dijadikan materi, dan menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Terakhir, guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dengan menggunakan alat bantu media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Dengan demikian, apa pun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa.
Pembelajaran lebih berkesan. Sebab siswa dapat mengamati atau menganalisa gambar secara langsung. Kelebihan media gambar yaitu pertama, bersifat konkrit. Gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata. Kedua, gambar dapat mengatasi masalah batasan ruang dan waktu. Ketiga, tidak semua benda, obyek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak dibawa ke obyek tersebut. Untuk itu, gambar/foto dapat mengatasinya.
Keempat, media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Dalam pembelajaran di sekolah dasar, media gambar sangat baik digunakan dan diterapkan dalam proses belajar mengajar. Sebab, media gambar sangat menarik perhatian siswa, sehingga akan muncul motivasi untuk lebih mengetahui tentang gambar yang dijelaskan. Guru juga dapat menyampaikan materi dengan optimal melalui media gambar tersebut.
Penggunaan media gambar ini ternyata dapat membawa suasana belajar yang menyenangkan, lebih bersemangat, aktif, gembira dan tidak membosankan. Dengan begitu, memudahkan dan meningkatkan kemampuan hasil belajar IPA. (*)