Habiskan Anggaran hingga Rp. 7 Miliar, Proyek Betonisasi di Kebumen Diduga Terjadi Penyimpangan

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat mengecek pekerjaan betonisasi ruas jalan Lokidang, Desa Karanggayam pada Selasa, 15/11/22. (ANTARA/JOGLO JATENG)

KEBUMEN, Joglo Jateng – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemukan dugaan penyimpangan pada pekerjaan betonisasi ruas jalan Lokidang, Desa Karanggayam di perbatasan Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara. Pengerjaan ini menggunakan anggaran bantuan keuangan dari Pemprov Jateng.

Dugaan penyimpangan ditemukan Ganjar saat pengecekan bersama Bupati Kebumen Arif Sugiyanto dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Provinsi Jateng Hanung Triyono di Kabupaten Kebumen, Selasa (15/11).

Pada beberapa bagian jalan yang menghabiskan anggaran sebesar Rp. 7 miliar itu, tampak dikerjakan tidak maksimal dan rawan terjadi kerusakan. Bahkan di titik tersebut terlihat retakan di struktur betonnya.

Baca juga:  Samsat Budiman Jalani Penilaian Innovative Government Award 2024

Selain itu, ada pula bagian beton bekas gorong-gorong yang ditutup seadanya dan terkesan menggantung serta membahayakan.

Orang nomor satu di Jateng itu tampak tidak senang. Hal ini dikarenakan penyedia jasa tidak merapikan dengan baik pekerjaan akhir dari fisik jalan.

Terlihat juga, finishing jalan itu tidak dirapikann bagian kanan kiri jalan. Tak hanya itu, sampah proyek juga dibiarkan begitu saja.

“Saya khawatir bahaya, nanti saya suruh cek semuanya. Jadi, dicek betul, kalau enggak terima jangan, kalau enggak bisa diterima jangan diterima. Balikin, kami kasih hukuman. Jadi, semua duit rakyat, ya, jangan di-mainin gitu untuk penyedia jasa,” tegasnya.

Baca juga:  Samsat Budiman Jalani Penilaian Innovative Government Award 2024

Temuan seperti ini, lanjut Ganjar, membuatnya akan terus melakukan pengecekan pada tiap proyek yang menggunakan anggaran bankeu Pemprov Jateng.

Ganjar juga meminta kepada para penyedia jasa untuk tidak lepas tangan, meskipun pekerjaan fisik sudah selesai.

“Kalau dilihat dari sana ‘kan lumayanlah ini, lumayan jelek, pating jerabut, mestinya yang rapilah. Kontraktornya ‘kan pasti berijazah, punya pengalaman, kalau kayak gini enggak, ya, nanti terima risiko,” jelasnya. (ara/mg2)