Oleh: Dina Hikmah Safariyah, S.Pd.SD.
Guru SDN 01 Limbangan, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang
MINAT membaca dan menulis peserta didik relatif menurun. Penyebabnya adalah efek globalisasi yang menyita perhatian dengan banyaknya tayangan informasi dan hiburan dari dunia maya. Siswa lebih asyik dengan gadget-nya dari pada membaca buku. Lemahnya kemampuan siswa dalam mengembangkan ide atau gagasan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Proses pembelajaran di kelas, guru kurang dalam menerapkan metode dan strategi pembelajaran yang tepat. Ceramah dan tugas mendominasi kegiatan belajar mengajar. Kegiatan siswa dihabiskan dengan membaca dan mengerjakan tugas. Hal seperti ini menimbulkan perasaan jenuh dan membosankan peserta didik. Proses pembelajaran yang kurang menarik dan tidak berhasil mendapatkan perhatian siswa akan mempengaruhi hasil pembelajaran.
Pada proses pembelajaran bahasa Indonesia tema 1 di Kelas III SDN Sedo 2 Kecamatan Demak dalam materi Membaca Nyaring, metode dan strategi yang disampaikan kurang tepat. Hasil penilaian pengetahuan dan ketrampilan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Adapun alternatif pemecahan masalah agar terjadi peningkatan hasil belajar siswa dilakukan perbaikan pembelajaran, yaitu dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model pembelajaran demonstrasi yang dapat menciptakan belajar nyaman dan menyenangkan. Model ini sangat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam belajar.
Metode demonstrasi lebih menekankan guru untuk mendemonstrasi cara membaca nyaring secara rinci dan maksimal. Yakni dengan memperhatikan atau menambahkan beberapa hal penting, seperti gerakan, penghayatan, dan kesungguhan.
Adapun salah satu kegiatan pembelajaran yang dilakukan, diawali dengan guru memberikan media bacaan berupa teks bacaan kepada masing-masing siswa. Kemudian siswa menyimak cara guru mendemonstrasikan cara membaca nyaring teks bacaan dengan lafal, intonasi, dan jeda yang tepat. Selanjutnya, siswa memperagakan cara membaca nyaring teks bacaan dengan lafal, intonasi, jeda, dan jeda yang tepat.
Setelah itu, guru membimbing siswa dalam mendemonstrasikan cara membaca nyaring teks bacaan yang baik dan benar. Yaitu dengan memberikan beberapa penguatan seperti dengan menggunakan kata-kata “bagus, benar”, atau “hebat” yang dapat memotivasi siswa. Berikutnya, melakukan observasi dan evaluasi secara lisan. Terakhir, siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Motivasi kepada siswa perlu lebih ditingkatkan lagi sehingga semua siswa merasa senang dalam membaca.
Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar membaca nyaring pada mata pelajaran bahasa Indonesia tema 1. Hal ini dapat dilihat dari tahap kondisi awal sampai dengan tindakan siklus. Pada kondisi awal persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 33,34%, rata-rata kelas 72,56. Pada siklus I, persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 63,33%, rata-rata kelas 76,73. Pada siklus II, persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 93,34%, rata-rata kelas 82,23. Jadi dengan ini hasil hasil belajar meningkat hingga 60% setelah dilakukan penelitian.
Guru hendaknya meningkatkan kemampuan dalam menerapakan model pembelajan yang tepat. Dengan metode demonstrasi, materi Membaca Nyaring menjadi lebih efektif. Peserta didik dapat memusatkan perhatiannya pada materi. Minat baca melaui kegiatan literasi dapat ditingkatkan. Siswa lebih termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dapat membimbing guru-guru melalui supervisi akademik. Hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan belajar mengajar. Guru dapat mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik. Dengan demikian, kualitas peserta didik akan meningkat. (*)