Tingkatkan Keterampilan Smash pada Permainan Bola Voli

Oleh: Tuti Rahayu, S.Pd.
Guru PJOK SD N 04 Bojongbata, Kec. Pemalang, Kab. Pemalang

UNTUK mewujudkan fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional, diperlukan suatu kesatuan yang utuh antar komponen-komponen dalam suatu sistem di setiap satuan pendidikan. Agar dapat membentuk kualitas individu yang unggul dalam segala bidang, sangat dibutuhkan peran dari masing-masing mata pelajaran yang diajarkan di sekolah kepada peserta didik. Yakni untuk mencapai tujuan dari pendidikan nasional. Tidak terkecuali, dengan pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK) (Farandhi dan Indahwati, 2016).

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik. Kemudian pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap mental, emosional, spiritual, dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat. Bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang (Mahardika, 2010).

Untuk mencapai tujuan dari PJOK, seorang guru dan siswa harus berperan aktif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman. Lalu memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya dalam pembelajaran (Rusman, 2012).

Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, juga untuk menunjang prestasi siwa secara akademik maupun nonakademik. Keberhasilan guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa tidak bisa lepas dari keberhasilan pemilihan dan penerapan sebuah model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

Guru yang kreatif adalah guru yang bisa menerapkan model pembelajaran yang disukai siswanya. Yaitu mampu menumbuhkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam meningkatkan pembelajaran PJOK, diperlukan metode yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Salah satunya adalah menggunakan metode kooperatif. Yaitu tipe pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok kecil, dimana siswa dalam kelompok saling bekerja sama untuk memecahkan masalah (Farandhi dan Indahwati, 2016).

Sebagai contoh, dalam pembelajaran olah raga bola voli, terdapat istilah smash. Merupakan salah satu teknik pukulan dalam permainan bola voli dengan seorang toser (pengumpan) melambungkan bola tinggi di depan net. Lalu dipukul melewati net, serta masuk dalam garis lapangan bola voli. Dalam pembelajaran teknik smash bola voli, perlu diadakan metode pembelajaran yang tepat. Agar hasil belajar dapat mengalami peningkatan. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) telah diterapkan oleh penulis di SD Negeri 04 Bojongbata Kabupaten Pemalang.

Tipe TGT adalah metode pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri atas tiga sampai enam siswa yang heterogen. Baik dalam hal akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis. Inti dari pembelajaran tipe ini adalah adanya games dan tournament. Setelah kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, guru kemudian menyajikan materi smash. Selanjutnya, siswa mempelajari materi bersama dalam kelompoknya masing-masing. Untuk memastikan apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, maka siswa akan bertanding dalam games dan tournament.

Alasan penggunaan metode ini, karena dengan menggunakan permainan dan kompetisi, siswa-siswi sangat antusias dan senang untuk melakukan pembelajaran PJOK. Pembelajaran di SD Negeri 04 Bojongbata mengalami peningkatan hasil belajar smash pada bola voli, dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. (*)