Oleh: Rahayuni, S.Pd.SD
Guru SD Negeri 1 Bojanegar, Kec. Padamara, Kab. Purbalingga
MENURUT Istanto (2014:13), membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Menurut Kustadi dkk (2011:8), media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan. Sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran agar lebih baik dan sempurna.
Menurut Kemp dan Dayton dalam Sudayana (2013:8), media roda pintar merupakan sebuah alat yang dapat digunakan oleh guru untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dimana anak dapat mengenal konsep angka beserta sistem penjumlahan dan pengurangan. Dengan adanya roda pintar, guru dapat memotivasi minat belajar anak, dengan memberikan informasi serta instruksi yang menarik.
Membaca adalah suatu proses kegiatan melihat, memahami serta melafalkan apa yang tertulis dengan media kata-kata. Yakni untuk mendapat informasi yang terkandung didalamnya. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, dan mampu menggerakkan mata secara lincah. Kemudian mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat, serta memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan.
Metode pengajaran seharusnya lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru. Sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. Apabila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran, siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, dan mendemonstrasikan pelajaran. Hal tersebut akan membuat siswa semangat meningkatkan kemampuan membacanya.
Salah satu media yang bisa digunakan oleh pembaca pemula adalah roda pintar. Yakni alat untuk membangun kemampuan membaca yang berbentuk lingkaran menyerupai roda yang bisa berputar-putar atau berkeliling. Kelebihan media ini adalah sifatnya konkrit, mudah digunakan, dan lebih menarik. Karena menggunakan berbagai variasi warna serta terdapat unsur permainan, sehingga siswa merasa belajar sambil bermain. Sedangkan kelemahan media roda pintar adalah cara pembuatannya yang sulit dan masih diputar secara manual. Kemudian juga membutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup.
Roda pintar dapat meningkatkan kemampuan membaca anak karena dapat melibatkan seluruh siswa, sehingga membuat siswa lebih interaktif dan aktif. Cara penggunaannya, siswa duduk membentuk lingkaran besar. Ajak anak memutar dan mengarahkan masing-masing papan lingkaran yang diinginkan. Jika ingin membaca huruf vokal, putar pada papan lingkaran 1. Jika membaca huruf konsonan, putar pada papan lingkaran 2, dan jika ingin membaca suku kata putar pada papan lingkaran 3.
Pastikan huruf yang akan dibaca diarahkan ke kanan. Selain mendorong siswa untuk berpartisipasi, cara ini juga dapat membangkitkan semangat siswa dalam persiapan ujian. Media ini bisa melatih ingatan dan kecepatan berpikir siswa. Berikutnya memperbanyak perbendaharaan kata dan melatih pemahaman dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi siswa, sehingga hasil belajar akan meningkat.
Menggunakan media roda pintar sama saja dengan mempelajari bermacam-macam huruf. Sehingga anak akan mampu memahami konsep huruf serta membedakan bentuk simbol huruf. Media ini juga mempelajari hubungan antara bentuk dan bunyi huruf yang kemudian dapat dirangkai menjadi bentuk kata yang sesuai dengan apa yang diinginkan. (*)