Oleh: Setyo Nugroho, S.Pd., M.Pd.
Guru Biologi SMA N 1 Demak
KEKUATAN pembelajaran biologi adalah bagaimana peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Knowledge instinc tidak dapak dicapai manakala hanya berfikir bahwa pembelajaran biologi adalah menghafal semata. Salah satu hal penting dalam menyiapkan pembelajaran di antaranya perencanaan. Konsep Merdeka Belajar saat ini perlahan sedang dalam fase permulaan untuk pendidikan di Indonesia.
Menurut Nadiem, istilah Merdeka Belajar paling tepat digunakan sebagai filosofi perubahan dari metode pembelajaran yang terjadi selama ini. Sebab, dalam Merdeka Belajar, terdapat kemandirian dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan untuk menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran. Merdeka Belajar dipilih karena sesuai dengan filsafat Ki Hajar Dewantara yang memberi dua konsep, yaitu kemerdekaan dan kemandirian.
Cara memberikan kesempatan peserta didik untuk mandiri dan merdeka dalam belajar Biologi di kelas adalah dengan memberikan kemerdekaan dan kemandirian berfikir peserta didik. Sehingga akan memunculkan ide kreatif dan inovasi dalam pembelajaran. Banyak hal dalam model pembelajaran yang mengadopsi pembelajaran mandiri. Di antaranya pemilihan model pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik peserta didik, gaya belajar, maupun lingkungan yang akan memberikan kemerdekaan dan kemandirian belajar.
Untuk menjadikan pembelajaran mandiri menjadi multitasking, diperlukan kecakapan guru. Yakni dengan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kepentingan pembelajaran yang lebih kreatif dan berkualitas, serta menjadi teladan moral bagi anak didinya. Banyak hal dapat dilakukan, agar guru biologi mempunyai strategi pembelajaran mandiri.
Strategi pembelajaran mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif peserta didik, kemandirian, dan peningkatan diri. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok. Sesuai dengan konsep pembelajaran mandiri bahwa peserta didik. Yakni pertama, menyadari hubungan antara guru dan siswa tetap ada. Namun, hubungan tersebut diwakili oleh bahan ajar atau media belajar;
Kedua, mengetahui konsep belajar mandiri biologi. Ketiga, mengetahui kapan ia harus minta tolong, dan dan kapan ia membutuhkan bantuan atau dukungan. Keempat, mengetahui kepada siapa dan darimana ia dapat atau harus memperoleh bantuan atau dukungan. Pembelajaran mandiri biologi dimaknai sebagai bagian pemenuhah kebutuhan belajar mandiri terkontrol dan merdeka belajar.
Untuk dapat menerapkan pembelajaran mandiri biologi, seorang guru harus mengetahui dan memahami praktik pembelajaran dengan pendekatan, strategi, metode, model pembelajaran yang menempatkan peserta didik untuk mampu belajar mandiri. Maka aktivitas, tanggung jawab, interaksi sosial, dan motivasi peserta didik sangat diperlukan untuk kesiapan belajar mandiri.
Ketika semua tempat adalah kelas biologi, maka memunculkan hal positif bahwa kegiatan belajar mengajar dilakukan didalam kelas selama ini berkembang dapat dilakukan diluar kelas atau luar lingkungan kelas. Apalagi pembelajaran mandiri biologi memungkinkan banyak interasi dengan lingkungan. Menurut Roem, pembelajaran untuk menjadi orang berilmu dapat dilahirkan di ladang-ladang pertanian, siapapun bisa belajar dan mengajar.
Hal inilah yang membuktikan relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara, bahwa sekolah merupakan “taman” siswa. Kebun dengan berbagai macam tanaman berciri keunggulan yang berbeda. Tugas seorang pendidik adalah bagaimana menanam, merawat agar tanaman atau murid menjadi pribadi-pribadi unggul yang mandiri dan mempunyai nilai potensi yang berbeda. Perlu ada perubahan sekaligus revolusi pembelajaran.
Yakni agar pendidik dapat memberikan penguatan agar bibit-bibit unggul ini mampu berkreasi, berinovasi dan menemukan jati dirinya dengan penuh bahagia. Kemudian senang terlibat langsung dalam proses dan memproses kemampuan diri, serta memberikan hal positif dengan menumbuhkembangkannya. Teknologi adalah tools, hanya suatu alat, bukan segalanya. Kualitas pembelajaran dalam kelas, interaksi antara guru dan murid itu esensinya. Nadiem Makarim. (*)