Oleh: Purwati, S.Pd.
Guru SD Negeri Dempet 1, Kec. Dempet, Kab. Demak
PEMBELAJARAN berdiferensiasi dilatar belakangi akan kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda, sesuai dengan filosofi Ki hajar Dewantara. Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar dapat memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Selama ini kegiatan pembelajaran di kelas IV dilaksanakan secara klasikal tanpa memperhatikan kebutuhan belajar murid. Yakni meliputi aspek kesiapan belajar, minat murid, dan profil belajar. Oleh karena itu, mengintegrasikan pembelajaran berdifensiasi dan pembelajaran sosial emosional dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menjadi langkah awal untuk dapat mengaplikasikan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Penulis sebagai calon guru penggerak mengadakan pembelajaran yang berpihak pada murid berupa Optimalisasi PB dan PSE melalui Traveller’s Card Jelajah Nusantara. PB dan PSE adalah singkatan dari pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional. Sedangkan Traveller’s Card Jelajah Nusantara merupakan inovasi strategi pembelajaran berbasis permainan dengan mengajak murid berkeliling Nusantara.
Menurut Carol An Tomlinson, pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Strategi pembelajaran berdiferensiasi dapat berupa diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
Sedangkan pembelajaran sosial emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas di sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial emosional. Pembelajaran sosial emosional berupa latihan kesadaran penuh (mindfulness) yang berguna dalam melatih kemampuan untuk memberikan perhatian yang berkualitas pada apa yang kita lakukan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah latihan menyadari nafas (mindful breathing), dan latihan bergerak sadar (mindful movement). Yaitu bergerak yang disertai kesadaran tentang intensi dan tujuan gerakan, latihan berjalan sadar (mindful walking) dengan menyadari gerakan tubuh saat berjalan. Kemudian berbagai kegiatan sehari-hari yang mengasah indera (sharpening the senses) dengan melibatkan mata, telinga, hidung, indera perasa, sensori di ujung jari, dan sensori peraba. Kegiatan-kegiatan di atas seperti bernapas dengan sadar, bergerak, berjalan, dan menyadari seluruh tubuh dengan sadar dapat diawali dengan cara yang paling sederhana. Yaitu dengan menyadari nafas.
Dalam melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid di kelas IV SD Negeri Dempet 1, terdapat tantangan/ kesulitan. Antara lain: Penulis terkadang masih kesulitan dalam melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid, serta kurangnya keberanian dan kepercayaan diri dari masing-masing murid.
Penulis harus kreatif dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sosial emosional yang dapat meningkatkan empati, harga diri, kesadaran diri. Lalu kemampuan berkomunikasi, pola berpikir positif, penyelesaian masalah, respons stres, suasana hati, dan motivasi murid.
Langkah pertama yang penulis lakukan yaitu menganalisis kebutuhan belajar murid. Penulis secara cermat melakukan asesmen diagnostik berdasarkan tiga aspek. Yakni kesiapan belajar, minat dan profil belajar. Langkah berikutnya, guru menentukan strategi pembelajarannya. Dalam penerapan diferensiasi pembelajaran ada tiga strategi, yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk. Setelah RPP berdiferensiasi dan sosial emosional disusun dan mendapat persetujuan dari kepala sekolah, selanjutnya penulis mengimplementasikannya dalam konteks pembelajaran di kelas.
Setelah penerapan PB dan PSE melalui Traveller’s Card Jelajah Nusantara, terjadi peningkatan proses pembelajaran yang berpihak pada murid kelas IV di SD Negeri Dempet 1. Selain itu ada dampak dari optimalisasi PB dan PSE melalui Traveller’s Card Jelajah Nusantara di kelas IV SD Negeri Dempet 1. Sehingga secara konsisten dapat meningkatkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid menuju terwujudnya merdeka belajar. (*)