Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Mudah dengan BEBEK

Oleh: Durrotun Nashihah
Guru Kelas SD Negeri Bintoro 05 Demak

PENJUMLAHAN dan pengurangan merupakan salah satu materi matematika di kelas 1 sekolah dasar. Pelajaran matematika merupakan proses aktif dan konstruksif siswa dalam belajar tentang konsep dan struktur matematika serta mencari hubungan antara konsep dan struktur, sehingga siswa mendapatkan pengalaman melalui serangkaian kegiatan terencana yang di dalamnya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Matematika sendiri merupakan pelajaran yang dianggap cukup sulit bagi siswa. Termasuk diantaranya adalah siswa kelas 1 di SD Negeri Bintoro 5 Demak. Hal ini terlihat dari rendahnya motivasi siswa ketika pembelajaran matematika, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Hal tersebut terjadi karena guru masih belum menggunakan metode dan media pembelajaran yang inovatif, sehingga kegiatan pembelajaran tidak interaktif dan membosankan. Penggunaan media pembelajaran dapat menarik perhatian anak, dan mengatasi keterbatasan informasi.

Pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga sekolah dan lingkungan. Keberhasilan pendidikan tiga komponen tersebut sangat menentukan. Disamping tiga komponen tersebut, metode atau strategi pembelajaran, alat-alat pembelajaran juga mutlak diperlukan. Maka untuk selanjutnya digunakan BEBEK sebagai media yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan.

BEBEK merupakan akronim dari benda-benda konkret. Benda-benda konkret memiliki peran penting dalam keberhasilan pembelajaran matematika. Dikarenakan fungsi dari benda-benda konkret itu sendiri sebagai media pembelajaran.

Media BEBEK (benda-benda konkret) adalah objek yang sesungguhnya yang akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan keterampilan tertentu.

Media konkret merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat persiapan selain langsung menggunakannya. Yang dimaksud dengan benda nyata sebagai media adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau obyek yang sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti.

Menurut Ibrahim dan Nana Syaodih (2003: 119), menyatakan bahwa “media benda konkret adalah objek yang sesungguhnya yang akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan keterampilan tertentu”.

Media BEBEK (benda-benda konkret) yang digunakan berupa kelereng, sedotan, dan sendok untuk membantu siswa dalam menghitung soal penjumlahan dan pengurangan. Hal ini disambut antusias oleh siswa, karena dengan menggunakan media benda konkret siswa menjadi lebih gampang memahami materi dan membantu siswa menghitung, selain itu juga pembelajarannya lebih bermakna dibenak ingatan siswa serta pemahaman siswa yang tadinya abstrak menjadi konkret.

Langkah penggunaan media benda konkret adalah guru membagikan benda konkret kepada siswa, kemudian siswa diberikan materi dan contoh terlebih dahulu tentang penggunaan media benda konkret. Siswa mengerjakan kartu bilangan maupun LKPD dengan menggunakan benda konkret seperti kelereng, sedotan, dan sendok. Semua siswa sangat antusias dan tertarik dalam menggunakan media BEBEK (benda-benda konkret) tersebut. Setelah selesai mengerjakan soal penulis juga memberikan kesempatan kepada setiap siswa baik individu maupun kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas secara bergantian. Hal tersebut bertujuan agar semua siswa dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru dan juga berlatih berbicara didepan banyak orang.

Maka dapat disimpulkan bahwa BEBEK (benda-benda konkret) dapat membantu siswa dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan pada pembelajaran Matematika Kelas 1 di SD Negeri Bintoro 05 Demak, sehingga prestasi belajar mengalami kemajuan. Temuan yang lain anak menjadi senang, percaya diri dalam melakukan proses pembelajaran. Dengan demikian dapat disarankan bahwa pelaksanaan pendidikan hendaknya berwawasan lingkungan karena lingkungan banyak menyediakan alat bantu yang murah, mudah didapat dan mudah dikenal anak. (*)