KUDUS, Joglo Jateng – Berdasar data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus, pada November, Kudus mengalami inflasi sebesar 0,13%. Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,67. Inflasi kembali meningkat, setelah sebelumnya inflasi Kudus berhasil turun di bulan Oktober, yakni 0,2%.
Kepala BPS Kudus Rahmadi Agus Santoso menjelaskan, peningkatan inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pengeluaran kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Mereka naik sebesar 0,34%. Selain itu, terdapat tujuh kelompok lain yang mengalami inflasi di Bulan November.
Meliputi, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi sebesar 0,26%, kelompok pakaian dan alas kaki mengalami inflasi sebesar 0,12%, kelompok transportasi inflasi sebesar 0,06%. Selanjutnya kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya inflasi sebesar 0,03%, serta kelompok kesehatan inflasi sebesar 0,01%.
“Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi, dan Jasa keuangan terpantau stabil di Bulan November. Begitu pula, penyediaan makanan dan minuman/restoran,” imbuhnya.
Pihaknya mengungkapkan, komoditas utama yang memberikan andil inflasi yakni komoditas daging ayam rasa, beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, dan juga tomat. Sebaliknya, komoditas utama yang menahan lajunya inflasi bulan November di Kudus yakni cari merah, udang basah, ikan lele, bawang merah, dan juga cabai rawit.
“Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-November 2022) sebesar 5,97%. Dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2022 terhadap November 2021) sebesar 6,50%,” ungkapnya.
Sementara itu, Provinsi Jawa Tengah pada bulan ini mengalami inflasi sebesar 0,15%. Sedang Nadional mengalami inflasi sebesar 0,09%. Artinya, persentase inflasi di Kudus lebih rendah dibandingkan Jawa Tengah. Namun lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi di tingkat Nasional. (cr1/fat)