Tingkatkan Hasil Belajar dengan Problem Based Learning

Oleh: Sumulyono, S.Pd.SD
Guru SD N Rejosari 2, Kec. Mijen, Kab. Demak

MATA pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di tiap jenjang pendidikan. Matematika perlu difungsikan secara maksimal sebagai wadah dalam mengembangkan kecerdasan, pemahaman, keterampilan, dan kemampuan. Selain itu, dapat membentuk karakter yang baik pada siswa, dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan. Selanjutnya, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran matematika yang baik dan bermakna bagi siswa tergantung bagaimana cara guru mengajar.

Kenyataan dari hasil pengamatan oleh penulis sebagai seorang guru sekolah dasar, aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika masih sangat rendah. Khususnya pada materi Diagram Lingkaran, di kelas VI SD Negeri Rejosari 2 Mijen Kab. Demak. Penguasaan materi baru mencapai 24% secara klasikal. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus kreatif dan inovatif. Demi merencakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, penulis menggunakan model problem based learning (PBL).

Model pembelajaran yang digunakan guru sangat mempengaruhi tercapainya sasaran belajar. Oleh sebab itu, guru perlu memilih model yang tepat dari sekian banyak model pembelajaran. Jangan menggunakan model pembelajaran berdasarkan kebiasaan, akan tetapi berdasarkan materi dan sasaran yang akan dicapai. Seperti halnya pada materi diagram lingkaran, yang memiliki tingkat kesulitan dalam menghitung dan menentukan setiap bagian pada diagram lingkaran.

Masing-masing siswa memiliki keunikan masing-masing dalam berbagai hal. Oleh sebab itu, pemahaman guru terhadap model pembelajaran yang akan digunakan tidak dapat diabaikan. Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan guru untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas. Salah satunya adalah PBL.

Arends (2007: 43) menyatakan bahwa PBL menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa. Sehingga dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. PBL dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan menyelesaikan masalah. Berikutnya mempelajari peran-peran orang dewasa, dan menjadi pelajar yang mandiri

Dalam proses pembelajaran materi Diagram Lingkaran, diawali dengan orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar. Kemudian membimbing pengalaman individu/kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Lalu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, sehingga meningkatkan aktivitas belajar siwa secara menyeluruh.

Pada proses pembelajaran Diagram Lingkaran, siswa dituntut untuk menyelesaikan soal secara mandiri. Baik dalam menghitung bentuk derajat maupun persentase. Untuk menghasilkan gambar Diagram Lingkaran, siswa menggunakan bantuan garis busur derajat. Yakni dengan cara menghimpitkan garis busur pada garis utama yang terdapat pada angka 12 seperti angka pada jarum jam dengan titik pusat sebagai acuannya. Tujuannya agar tepat dalam menentukan jumlah derajat pada tiap-tiap bagian lingkaran.

Selama proses pembelajaran siswa antusias mengikuti pembelajaran, sehingga aktivitas siswa meningkat. Dari analisis hasil belajar sebagian besar siswa memenuhi ketuntasan minimal baik secara individu maupun secara klasikal. Penerapan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi akan mempermudah guru dalam penyampaian materi. Selain itu, penanaman konsep materi akan meningkatkan aktivitas pembelajaran, yang berimbas pada peningkatan hasil belajar siswa. Untuk itu perlu adanya pemahaman tentang penerapan model pembelajaran yang tepat. (*)