Kudus  

Tumpang Krasak Miliki Perpustakaan Desa Terbaik

PENGHARGAAN: Suasana pemberian penghargaan perpustakaan desa terbaik di Vasa Hotel Surabaya, Selasa (6/12) lalu. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Desa Tumpang Krasak Kudus kini memiliki perpustakaan desa terbaik. Pasalnya, belum lama ini Perpustakaan Desa Tumpang Krasak berhasil meraih penghargaan sebagai Perpustakaan Desa/Kelurahan terbaik dalam implementasi program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Kepala Desa Tumpang Krasak Sarjoko Saputro menjelaskan, terdapat 50 perpustakaan yang mendapatkan penghargaan kategori terbaik oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dan perpusdes Tumpang Krasak Rumah Inspirasi menjadi salah satunya. Pihaknya bersyukur perpustakaan Desa Tumpang Krasak memiliki capaian prestasi yang baik.

“Berbagai program perpusdes kami jalankan sejak tahun 2021. Dan kini di tahun 2022, kami berhasil raih penghargaan perpusdes terbaik dalam implementasi program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial,” ungkapnya.

Dengan program tersebut, perpustakaan tak hanya menjadi tempat membaca. Namun lebih daripada itu, Perpustakaan desa  Tumpang Krasak memberikan layanan pembelajaran dan pelatihan gratis bagi masyarakat. Diantaranya seperti, kelas mengolab sampah, kelas membuat kerajinan, kelas mengaji, kelas merajut, kelas memasak, dan lain sebagainya.

“Ini program yang bagus, efeknya juga baik untuk masyarakat sekitar. Kedepannya program-program di Perpusdes Rumah Inspirasi akan terus dikembangkan,” terangnya.

Plt Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Sancaka Dwi Supani melalui Pustakawan Ahli Muda dan Subkor Pembinaan, Pengawasan, dan Pengembangan Ninik Mustikawati menjelaskan, Perpusdes Rumah Inspirasi Desa Tumpang Krasak dinilai sangat baik dalam menerapkan layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.

“Mereka memfasilitasi proses belajar semua lapisan masyarakat melalui penyediaan informasi. Perpustakaan mereka juga melakukan advokasi, publikasi, dan peningkatan sarana prasarana layanan perpustakaan, serta aktif publikasi media,” jelasnya.

Sementara itu, di Kabupaten Kudus sendiri telah memiliki delapan perpustakaan desa percontohan yang berbasis inklusi sosial dan telah memberikan manfaat kepada masyarakat desa melalui fasilitasi kegiatan pelatihan dan pembelajaran gratis bagi masyarakat desa.

“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung perpusdes berbasis inklusi sosial. Kedepannya, kami berencana menambah replikasi pengembangan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di perpustakaan desa,” tuturnya. (cr1/fat)