Oleh: Catur Septoadi, S.Pd.SD
Guru SD N Jatirejo, Kec. Karanganyar, Kab. Demak
PELAKSANAAN proses pembelajaran di sekolah dasar melibatkan beberapa komponen yang saling menunjang. Antara lain tujuan, materi, guru, metode, media, peserta didik, lingkungan dan evaluasi. Rahmawati (2013: 92) menyatakan, dalam pelaksanaan pembelajaran dituntut adanya dukungan guru dan penggunaan media pembelajaran yang digunakan. Arsyad (2014:2) menyatakan, di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya. Yakni apabila media tersebut belum tersedia.
Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh dua komponen utama yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Media dapat mewakili hal-hal yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata atau kalimat tertentu. Penggunaan media pembelajaran dapat menghemat waktu persiapan mengajar, serta meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Selain itu dapat mengurangi kesalahpahaman peserta didik terhadap penjelasan yang diberikan guru.
Peserta didik akan lebih mudah mencerna materi pelajaran dengan bantuan media. Maka, kurangnya variasi media pembelajaran dapat mempengaruhi rendahnya kemampuan kognitif peserta didik. Media pembelajaran dibutuhkan untuk mengajak dan mendorong peserta didik, agar mampu menggunakan kemampuan kognitif dalam memecahkan masalah. Yakni untuk bisa latihan berpikir logis, kerja yang sistematis, menghidupkan kreativitas, serta dapat mengembangkan kemampuan berinovasi.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Peserta didik secara bertahap dibimbing untuk mengusai konsep matematika di sekolah dasar. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dan lebih inovatif.
Pembelajaran yang inovatif sangat bagus diterapkan dalam pembelajaran matematika. Salah satunya dengan pendekatan kontekstual. Yakni salah satu alternatif pembelajaran yang dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif dan lebih memberdayakan peserta didik. Kontruktivisme yang terdapat dalam pendekatan kontekstual mengharuskan peserta didik untuk membangun/mengkontruksi dirinya terutama unsur kognitif.
Ketika anak mampu mengkontruksikan dirinya, maka mereka dapat mengatur diri dalam belajar, mengikutsertakan kemampuan metakognisi, motivasi, dan perilaku aktif. Maka, diperlukan kemampuan untuk mengkontruksi pengetahuan peserta didik. Pengembangan metode pembelajaran tidak akan terlepas dari yang namanya media.
Media kini sudah banyak sekali dijadikan sebagai basis pembelajaran, karena terbukti dapat melengkapi dan mendukung kegiatan interaksi pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah Lectora Inspire. Lectora Inspire merupakan software pengembangan belajar elektronik (e-learning) yang relatif mudah diaplikasikan atau diterapkan. Karena tidak memerlukan pemahaman bahasa pemrograman yang canggih.
Lectora Inspire memiliki fitur antarmuka yang familiar dengan kita yang telah mengenal maupun menguasai Microsoft Office. Media ini penting digunakan, dalam rangka membantu proses pembelajaran. Karena pada dasarnya pembelajaran adalah proses komunikasi yang harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan antara guru dan peserta didik.
Pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan, keahlian, kemampuan, ide, pengalaman dan sebagainya. Hal tersebut dapat dituangkan, ditampilkan ataupun disampaikan kepada peserta didik dengan Lectora Inspire. Penggunaan media tersebut memang masih perlu penguatan. Tetapi bisa menjadi pengalaman yang luar biasa, agar siswa sekolah dasar memiliki pengalaman pembelajaran yang baik kedepan. (*)