Mudah Belajar Organ Gerak Manusia dengan Torso

Pudji Sulistyowati, S.Pd

Oleh: Pudji Sulistyowati, S.Pd
Guru Kelas SD Negeri Kunir 2, Kecamatan Dempet Kabupaten Demak

ORGAN gerak manusia merupakan materi di kelas V pada muatan pelajaran IPA sekolah dasar. Pembelajaran IPA di SDditujukan untuk memberi kesempatan siswa memupuk rasa ingin tahu secara alamiah, mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti, serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang masuk dalam kurikulum 2013 berhubungan dengan cara mencari tahu tentang lingkungan sekitar maupun diri sendiri secara sistematis. Bukan hanya sebatas penguasaan ilmu pengetahuan berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi merupakan suatu proses seharusnya menjadi sebuah pembelajaran yang menarik sekaligus menyenangkan karena pelajaran IPA seringkali selalu berhubungan dengan diri sendiri maupun alam sekitar.

Namun tidak demikian pada kenyataanya, banyak siswa yang kurang tertarik pada pembelajaran IPA sehingga mengakibatkan prestasi belajar siswa masih rendah dikelas V SD Negeri Kunir 2 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Rendahnya prestasi belajar yang terjadi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah pemilihan media yang tepat. Sehingga salah satu media yang bisa digunakan dalam materi organ gerak manusia adalah media torso.

Aqib (2010:58) menyatakan bahwa media pembelajaransebagai “segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar”.

Arsyad (2011:15) menyatakan bahwa: “Fungsi utama media pembelajaranadalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru”. Pernyataan di atas memberi penegasan bahwa media merupakan alat bantu bagi terciptanya kegiatan belajar dan pembelajaran.

Maka Media Torso merupakan media asli tiruan atau model yang dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa, membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran, pembelajaran lebih komunikatif.

Guru kelas V SD Negeri Kunir 2 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak dalam mengatasi rendahnya prestasi belajar serta minat siswa terhadap mata pelajaran IPA dengan menggunakan media Torso pada pelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia, dengan materi pembelajaran alat gerak pada manusia. Solusi ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar sehingga pembelajaran dapat berhasil.

Langkah pembelajaran penggunaan Media Torso dalam pembelajaran adalah guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Bersama kelompoknya siswa mengamati torso rangka manusia dan mengidentifikasi nama-nama tulang penyusun sistem gerak pada manusia. Selanjutnya setiap kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil identifikasi nama-nama tulang .sementara kelompok lain memberi tanggapan. Jika dikaitkan dengan pengalaman yang diperoleh siswa dalam belajar dengan menggunakan model torso siswa memperoleh pengalaman yang riil. Proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Belajar dengan alat peraga tiga dimensi merupakan alat bantu yang efektif dalam mengikutsertakan berbagai indera dalam belajar mengajar (Nurbatni, 2005).

Media torso dipilih karena memiliki kelebihan yaitu memberi kesempatan siswa dalam tugas yang nyata memperlihatkan rangsangan yang relevan, meningkatkan pemahaman dan ingatan siswa serta memperbesar motivasi dan minat belajar siswa terbukti setelah dilakukan penilaian 75% siswa mencapai KKM. Sedangkan kekuranganya yaitu mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntuk guru. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan dan perlu kesediaan berkorban secara materiil.

Penggunaan media torso dalam pembelajaran IPA pada materi “Organ gerak manusia” di kelas V SD Negeri Kunir 2 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak nyatanya dapat memudahkan siswa dalam belajar dan memahami materi. Didapatkan hasil tes formatif juga meningkat secara signifikan.(*)