KUDUS, Joglo Jateng – Selama 2022, Museum Kretek Kudus menerima hibah sejumlah 84 benda bersejarah. Benda-benda tersebut berasal dari hibah sejumlah perusahaan rokok kretek di Indonesia.
Kurator Museum Kretek Kudus, Rina Hidayati Noor menjelaskan, bahwa 84 benda bersejarah tersebut berasal beberapa perusahaan. Meliputi Pabrik Rokok Sukun, PT. Djarum, Pabrik Kretek Cap Jangkar, dan Perusahaan Rokok Tjap Saboek.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, dari Pabrik Rokok Sukun, pihaknya menerima 8 koleksi. Berupa 6 buah alat kemas kretek tradisional dan dua bungkus rokok kretek klobot Sukun.
Pabrik Rokok Cap Jangkar turut menghibahkan satu buah piring Cap Jangkar dan satu buah gelas Cap Jangkar. Begitupun PT. Djarum yang juga menghibahkan satu buah helm. Tak berhenti pada pabrik tersebut, Pabrik Rokok Tjap Saboek turut menghibahkan 73 koleksi.
“Benda sejarah tersebut meliputi 3 buah piring, 18 e-tiket asli dan tiruan, 34 foto tiruan. Kemudian sisanya replika bungkus kretek,” tambahnya.
Ke 84 benda hibah tersebut saat ini berada di ruang penyimpanan koleksi. Pihaknya belum bisa mempublikasikan karena masih ada proses yang perlu dilalui. Seperti inventarisasi atau pendataan. Lalu konservasi atau perawatan koleksi.
Kemudian pengkajian koleksi. Pada proses ini, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak terkait. Seperti tim peneliti, permuseuman, dan sumber primer yaitu kelompok atau perorangan yang menghibahkan barang tersebut. Hingga pihaknya mampu menarasikan isi sejarah yang terkandung dalam koleksi tersebut. Agar dapat dipubliksikan kepada masyakarat.
“Kami bersyukur karena tahun ini menerima banyak benda sejarah yang diterima. Ini menjadi sebuah kepercayaan yang diberikan oleh penghiibah kepada Museum Kretek,” ujarnya.
Kurator yang akrab disapa Nana ini menjelaskan, nantinya benda hibah akan disimpan, dirawat, dikaji, hingga dipublikasikan. Pihaknya akan berusaha agar pertengahan 2023, benda hibah bisa dipamerkan bersama dengan koleksi yang ada di Museum Kretek lainnya.
“Kita akan memperlakukan benda itu dengan baik. Agar benda-benda itu bisa dilihat dari generasi ke generasi karena itu benda sejarah,” ujarnya. (cr8/fat)