Kudus  

BAZNAS Kudus: Mulai 2023 ZIS Ditasyarufkan ke Mualaf

Ketua BAZNAS Kudus Aris Syamsul Ma’arif. (SHELA MEYLANI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Mulai 2023, ZIS (Zakat, Infak, Sedekah) akan ditasyarufkan atau disalurkan juga ke para mualaf. Sebelumnya pada 2022 ke belakang, ZIS belum tersalurkan ke para mualaf. Karena tidak adanya pengelolaan, pembinaan, serta pendataan para mualaf pun tidak ada sebelumnya.

Dikarenakan pada tahun 2022, telah berdiri rumah mualaf di Kudus, maka pembinaan para mualaf akan terkelola dengan baik. Selain itu, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kudus bekerja sama dengan rumah mualaf untuk pendataan para mualaf agar bisa menerima penyaluran ZIS.

Ketua BAZNAS Kudus Aris Syamsul Ma’arif menjelaskan, sebelumnya pengelolaan ZIS belum mencapai kepada para mualaf. Padahal, mualaf termasuk golongan yang diperbolehkan menerima zakat. Hal itu dikarenakan, sebelumnya belum ada pendataan yang baik terkait para mualaf di Kudus.

“Ada yang belum pernah terkelola sebelumnya, yakni para mualaf. Karena kemarin sudah dibentuk rumah mualaf, maka mulai tahun ini insyaallah akan mulai ditasyarufkan ke mereka,” ungkapnya.

Di tahun ini, BAZNAS Kudus menargetkan penerimaan ZIS sekitar Rp 4 miliar. ZIS tersebut nantinya akan ditasyarufkan kepada tujuh asnaf. Yakni, para fakir, miskin, amil atau orang yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, mualaf, gharimin atau orang yang berhutang untuk kebutuhan hidup.

“Kemudian ada para fisabilillah atau orang yang berjuang di jalan Allah, dan ibnu sabil atau orang ang kehabisan biaya perjalanan dalam ketaatan pada Allah. Seharusnya ada delapan asnaf, namun di Kudus tidak ada riqab atau hamba sahaya/budak,” imbuhnya.

Ia menambahkan, para mualaf sangat perlu untuk dibantu. Pasalnya mereka baru masuk ke agama Islam dan belum mengetahui apapun. Mereka harus diberi pembinaan dan juga bantuan. Karena tak sedikit dari mereka, dikucilkan oleh keluarganya akibat mualaf. Pihaknya berharap, perolehan ZIS kedepannya dapat meningkat, dan pentasyarufan berjalan lancar.

“Namanya mualaf, belum begitu memahami. Jadi kita harus bina, kalau tidak dibina takutnya akan kembali murtad. Tak jarang dari mereka dikucilkan oleh keluarganya juga, jadi kita harus membantu mereka,” tuturnya. (mey/fat)