Oleh: Sugiyarti, S.Pd.SD
Guru Kelas SDN 03 Muncang, Kec. Bodeh, Kab. Pemalang
PEMBELAJARAN bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa agar bisa berkomunikasi dengan baik dan benar. Empat kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa adalah membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dalam kemampuan membaca siswa diharuskan memiliki kompetensi untuk mampu membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Masalah yang dihadapi adalah pembelajaran sastra cenderung kurang melibatkan siswa secara langsung. Model pembelajaran sastra tersebut kurang tepat karena sastra hanya menjadi objek yang terpisah dari siswa. Akibatnya tujuan pembelajaran puisi sangat rendah. Bahkan sikap siswa terhadap pembelajaran puisi juga kurang responsif dan tidak ada semangat. Oleh karena itu, hasil belajar banyak yang di bawah KKM.
Salah satu usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar membaca puisi siswa SDN 03 Muncang adalah melalui perlombaan puisi. Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi sangatlah diperlukan. Hasil belajar siswa meningkat kalau siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat. Menurut Linda S.Lumsden, 1994:78), motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian di dalam proses pembelajaran. Beberapa aspek yang membedakan motivasi belajar tinggi dan rendah yaitu tanggung jawab, tekun terhadap tugas, fokus menyelesaikan tugas, dan tidak menyerah. Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan aktivitas untuk dirinya sendiri ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran. Ada juga siswa yang termotivasi dalam belajar, dalam rangka memperoleh penghargaan, nilai, atau pujian dari guru.
Gani (2014:37) menyatakan bahwa puisi merupakan salah satu bentuk karya kreatif yang penuh dengan nilai-nilai keindahan. Membaca puisi adalah suatu kegiatan menjiwai kata-kata untuk selanjutnya dibacakan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Yakni agar pendengar juga dapat memahami isi puisi yang dibacakan. Tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Dalam hal ini, guru memilih metode pembelajaran yang mengadopsi bentuk perlombaan/kompetisi. Metode ini sangatlah baik dalam memicu siswa untuk terlibat dalam pembelajaran. Hal tersebut tak lepas dari kecenderungan sebagian siswa untuk menjadi seorang pemenang.
Dengan perlombaan, semua siswa akan berusaha mengeluarkan kemempuan terbaiknya untuk menjadi pemenang. Siswa akan termotivasi untuk meraih juara dan akan ada peningkatan sikap yang positif. Dalam perlombaan membaca puisi berarti siswa tidak hanya sekadar membaca puisi dengan begitu saja, seperti halnya membaca buku bacaan, cerpen, novel atau majalah.
Membaca puisi berarti mengerahkan segenap potensi dan kemampuan dalam memahami makna puisi dan mengekspresikannya dengan suara dan gerakan yang sesuai dengan jiwa puisi tersebut. Pelafalan atau pengucapan, intonasi atau irama, volume suara, kelancaran serta kecepatan, dan ketepatan gerakan dalam membaca menjadi indikator yang lekat dengan pembacaan puisi.
Banyak manfaat yang diperoleh dari membaca puisi melalui perlombaan. Di antaranya dapat menampung dan menyalurkan bakat dan potensi siswa di bidang sastra, khususnya membaca puisi. Kemudian mengembangkan sikap kompetitif dan sportivitas dalam diri siswa sejak dini, menanamkan dan membina kecintaan siswa terhadap karya budaya bangsa melalui potensi diri pada siswa. Manfaat yang lain yaitu melatih siswa berimajinasi, siswa mendapatkan psikologi yang baik untuk menghadapi dan mengatasi masalah dengan baik. Melalui membaca puisi, siswa akan memiliki wawasan dan budi pekerti yang baik dan menambah ilmu pengetahuan.
Namun dalam metode perlombaan/kompetisi butuh pendampingan dan pengawasan dari guru, agar siswa dapat belajar menjadi pribadi yang menjunjung tinggi sportivitas. Perlombaan/kompetisi membaca puisi ini dapat membantu siswa kelas V SDN 03 Muncang untuk meningkatkan motivasi belajar membaca puisi, sehingga hasil belajar pun meningkat. (*)