Oleh: Evi Midarwatiningsih, S,Pd.SD.
Guru SDN 01 Pegiringan, Kec. Bantarbolang, Kab. Pemalang
MUATAN pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat penting untuk dipelajari oleh peserta didik. Pembelajaran IPA di kelas bukan hanya untuk menghasilkan perpustakaan hidup untuk suatu subjek keilmuan, tetapi juga untuk melatih siswa berpikir secara kritis untuk dirinya. Kemudian mempertimbangkan hal-hal yang ada di sekelilingnya, dan berpartisipasi aktif dalam proses mendapatkan pengetahuan. Oleh karena itu, dalam aplikasinya, guru harus mampu memberikan motivasi yang baik agar siswa menjadi lebih semangat untuk belajar. Tujuan-tujuan pembelajaran juga harus jelas.
Pada sebuah pembelajaran, salah satu orientasi prosesnya adalah pada pendekatan belajar yang efektif dan aktif. Melalui pembelajaran aktif, siswa diharapkan mampu mengenal dan mengemban kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya. Lalu lebih terlatih berpikir secara sistematis, kritis, dan tanggap. Pembelajaran efektif juga diperlukan, agar guru dan siswa dapat lebih mudah melaksanakan pembelajaran secara maksimal. Hal ini diperlukan, mengingat terbatasnya waktu kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Seorang guru harus mencoba mengaplikasikan sebuah model pembelajaran yang dapat mendorong adanya keaktifan dan keefektifan pembelajarn. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan model mind mapping. Model ini diharapkan dapat membantu guru melakukan pembelajaran yang relatif mudah dipahami oleh siswa. Dengan begitu, pembelajaran dapat berlangsung dalam situasi yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Model pembelajaran ini dinilai lebih fleksibel dalam pembelajaran apapun. Terlebih guru sebagai penulis mengadaptasi model ini pada muatan peajaran IPA, yaitu tentang mengenal lingkungan alam dan buatan. Materi ini menggunakan banyak teori dan kajian, sehingga siswa lebih mudah dalam mempelajari berbagai teori. Menurut Bagus Taruno Legowo (2009: 5), mind mapping salah satu cara alternatif kegiatan berpikir menyeluruh pada otak terhadap pemikiran linear. Mind map meraih ke berbagai arah serta merangkai berbagai pikiran dari segala sisi.
Mind map merupakan cara yang mudah untuk meletakkan informasi ke otak maupun mengambil informasi ke luar otak. Secara sederhana, mind mapping dapat diartikan sebagai salah satu dari strategi pembelajaran yang mengupayakan seorang peserta didik mampu menggali ide-ide kreatif dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga kegiatan belajar yang dilakukan akan menjadi lebih hidup, variatif, serta membiasakan pemecahan masalah dengan cara memaksimalkan daya pikir dan kreativitas. Dengan demikian, tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dapat tercapai.
Pada penggunaannya, model pembelajaran ini perlu disesuaikan dengan kondisi tingkatan pendidikan, materi, dan cara guru menyampaikan. Dalam hal ini penulis menerapakan pada jenjang sekolah dasar. Dimana mind mapping yang digunakan lebih sederhana dan menyenangkan, karena ada sisi prakarya yang diadaptasi. Langkah pertama, siswa diarahkan untuk menentukan gagasan utamanya baik dalam tulisan, gambar maupun foto untuk ide sentral.
Kedua, hubungkan cabang-cabang utama ke topik utama dan hubungkan cabang-cabang utama pada ranting-ranting yang merupakan sub topik utama. Jumlah cabang akan bervariasi. Tergantung jumlah sub pokok pada materi tersebut. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak menjauh dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat kepentingan dari masing-masing garis. Agar lebih menarik, siswa boleh menggunakan pensil warna, dan gunakan satu kunci untuk setiap garis.
Pada intinya, mind mapping digunakan untuk menyederhanakan pola pembelajaran atau cara memahami materi pelajaran agar lebih sederhana. Siswa akan lebih mudah mengingat informasi yang kompleks. Informasi tersebut telah dikelompokkan sesuai dengan cara seseorang mengingat termasuk hubungannya dengan subjek yang sama atau berbeda. (*)