Musyawarah Nasional dan Sosialisasi SAR Dog Indonesia Targetkan Semua Potensi Sudah Sertfikasi

SERAHKAN: Salah satu pelatih SAR Dog Indonesia menyerahkan anjing SAR kepada perwakilan Kantor SAR Semarang sebagai tanda dimulainya kegiatan. (HUMAS/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Kegiatan kebencanaan kerap membutuhkan jasa ahli Search and Rescue (SAR), utamanya terkait pencarian korban hilang. Selain itu, juga butuh SAR Dog untuk mencari korban hidup. Biasanya, pada bencana tanah longsor

Untuk memaksimalkan kerja kemanusiaan tersebut, banyak potensi yang harus tersedia, salah satunya anjing yang dilatih khusus untuk kegiatan SAR.

Pada sisi lain, semakin banyak relawan dari berbagai komunitas yang tak jarang ikut terlibat dalam aktivitas kebencanaan. Namun tidak sedikit pula yang terlibat dalam kegiatan yang mestinya menjadi tugas tenaga yang memiliki kompetensi dengan dukungan sarana prasarana khusus untuk kepentingan itu.

Oleh sebab itu, SAR Dog Indonesia (SDI) menggelar Musyawarah Nasional dan Sosialisasi SAR Dog Indonesia di Gedung Siaga SAR kantor SAR Semarang, Sabtu (21/1/2023).

“Tujuannya untuk sosialisasi anjing kerja khusus untuk SAR, pencarian orang hidup,” kata Ketua SDI Regional Jawa Tengah, Rahmat Hidayat disela kegiatan.

Baca juga:  Bank Indonesia Imbau Masyarakat Waspadai Peredaran Uang Palsu

Terkait kendala di lokasi bencana, ia mengatakan pengertian terhadap potensi SAR harus melalui beberapa tahapan pelatihan rutin, “Nanti kita praktik mencari korban di reruntuhan. Kita cari korban tanah longsor,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan tentang semakin banyaknya relawan dari berbagai komunitas dalam kebencanaan, ia menegaskan kegiatan pencarian jadi kewenangan Basarnas.

“Nah, kalau kita ini bergabung dalam potensi SAR, yang menggerakkan Basarnas. Jadi nanti yang menentukan boleh turun atau tidak itu Basarnas,” jelasnya.

Sertifikasi Potensi SAR

Rahmat lantas mengungkapkan, semua potensi yang ada di Basarnas harusnya sudah sudah lulus sertifikasi. Ia terngkan, potensi SAR dari berbgagai unsur sudah tergabung dalam Forum Komunikasi Pencarian dan Pertolongan Pertama (FKP3),

“Yang masuk di dalamnya itu harus yang sudah tersertifikasi. Kalau tidak ada sertifikasinya gak boleh dia masuk dalam lingkaran itu,” tegasnya.

“Jadi yang boleh menggerakkan itu hanya Basarnas,” ulangnya menegaskan.

Baca juga:  Bawaslu Kota Semarang Siap Gencarkan Patroli Pengawasan saat Masa Tenang

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini pihaknya masih pada tahapan sosialisasi agar bisa membedakan antara relawan secara umum dengan potensi SAR.

Sementara, Ketua SAR Dog Indonesia, Novianto menerangkan kompetensi khusus yang harus dipenuhi untuk tergabung sebagai relawan kebencanaan maupun potensi SAR.

“Sertifikasi relawan itu berdasarkan kemampuan relawan itu sendiri. Ada delapan klaster di kebencanaan, dan kami mengambil klaster pencarian dan pertolongan,”

Terkait hal itu ia jelaskan, dalam proses pencarian korban hidup menggunakan anjing jenis tertentu dan telah dilatih khusus untuk mencari korban hidup dalam kebencanaan. Dengan begitu, pihaknya juga harus mempersiapkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) khusus untuk SAR Dog.

“Kami sedang menuju LSPnya,” kata Novi, sapaan Novianto

Novi menargetkan semua potensi SAR Dog yang ada telah tersertifikasi untuk melaksanakan tugas pencarian. Potensi yang ia maksud meliputi sumber daya manusia sampai sarana yang mendukung tugas kemanusiaan tersebut.

Baca juga:  Agustina-Iswar Janjikan Tingkatkan Eksistensi Wisata melalui Ruang Ekspresi Seni

Ketika tahapan sosialisasi sudah selesai. Maka, akan ada standarisasi yang jelas untuk anjing khusus SAR.

“Jenisnya anjing kerja, anjing yang memiliki postur, fisik dan inteligensi kuat all bridge,”

Oleh sebab itu, untuk memaksimalkan pencarian korban tidak semua anjing bisa digunakan dalam operasi tersebut.

Anjing harus memiliki kemampuan khusus untuk SAR Dog. Ada riwayat silsiliah atau sejarah nenek moyang tentang spesies anjing dalam kegiatan pencarian.

“Masyarakat dan keluarga korban maupun tim kan pengennya segera ketemu. Kondisinya hidup atau meninggal, pasti pengen segera ketemu,” tuturnya.

Sekretaris Forum Komunikasi Pencarian dan Pertolongan Pertama (FKP3) Jawa Tengah, Bayu Wibowo menambahkan, sudah banyak kegiatan latihan gabungan (Latgab) SAR Dog dengan peserta lintas komunitas relawan kebencanaan.

Sedangkan pada tahun ini, pihaknya menargetkan 24 kegiatan, “Tahun ini kita ajukan ke Basarnas kegiatan dua kali dalam satu bulan. Jadi ada 24 kegiatan,” ujarnya. (*)