Lembah Gemantung, Dewi Baru Pemalang

  • Bagikan
BERSANTAI: Para pengunjung sedang menikmati suasana asri Wisata Lembah Gemantung, Desa Wisnu, Kecamatan Randudongkal, beberapa waktu lalu. (UFAN FAUDHIL/JOGLO JATENG)

PEMALANG, Joglo Jateng – Menawarkan pesona yang berbeda dibandingkan obyek wisata lain di Kabupaten Pemalang, Wisata Lembah Gemantung berikan pemandangan perdesaan Pemalang dari Bukit Gemantung. Dengan jarak 45 kilometer dari pusat kota, wisata yang terletak di Desa Wisnu, Kecamatan Randudongkal ini jadi salah satu tempat refreshing yang paling mudah dijangkau.

Walaupun masih terbilang baru, wisata yang resmi dibuka pada pertengahan 2022 tersebut cukup banyak diminati oleh pengunjung dari dalam maupun luar kota. Toto Budiarto Kepala Manajemen Wisata Lembah Gematung mengungkapkan, jarak dan medan yang mudah ditempuh menjadi alasan utama wisata tersebut menjadi favorit pengunjung, terutama pada momentum libur akhir tahun lalu.

“Sebenarnya kami buka itu dari 2021, tetapi baru diresmikan di 2022 pertengahan. Jaraknya cukup mudah dijangkau dari jalan provinsi. Kalau dari pusat kota Pemalang, kurang lebih sekitar 40 menit. Sehingga walaupun terhitung baru, banyak wisatawan yang datang,” ucapnya.

Selain menawarkan pemandangan yang elok, di dalam Wisata Lembah Gemantung juga terdapat beberapa wahana permainan yang layak dicoba. Seperti kolam pemandian, taman kelinci, hingga eskalator dengan retribusi Rp 10 ribu per wahana.

Sebagai salah satu pengelola, Toto menjelaskan tujuan awal pendirian wisata ini agar dapat menampung tenaga kerja masyarakat sekitar. Di mana sering kali para anak muda lulusan SMA/SMK langsung berkeinginan merantau ke luar kota, sehingga tidak ada yang mau membangun desa mereka sendiri.

“Ya kita di sini sekaligus mendukung program Pemkab Pemalang, yaitu Desa Wisata (Dewi). Selain sebelumnya sudah ada tempat perkemahan, Lembah Gemantung bisa jadi pilihan destinasi. Selain itu, kami juga ingin mengajak anak muda agar bisa lebih berdaya membangun daerah sendiri, dengan ikut serta mencurahkan kreativitas mereka di Lembah Gemantung ini,” terangnya.

Menjadi salah satu program utama Kabupaten Pemalang, saat ini sudah ada 27 Desa Wisata di Kabupaten Pemalang yang memiliki keunikan dan kekhasannya masing-masing. Beberapa yang telah dikenal oleh masyarakat yaitu Desa Penggarit, Surajaya, Nyalembeng, dan Sikasur.

Dalam sebuah wawancara, Kepala Disparpora Mualip pernah menjelaskan sebuah desa dapat dikatakan sebagai Dewi ketika mereka dapat memenuhi tiga kategori. Yaitu mampu melihat dan mengembangkan potensi desa, memiliki unsur-unsur pendukung, serta kesadaran masyarakat sekitar untuk ikut andil dalam Dewi tersebut.

“Seperti contoh unsur-unsur pendukung yang harus ada dalam Dewi yaitu pemenuhan sarana dan prasarana, dari tempat penginapan, toilet, masjid atau musala dan kuliner atau toko suvenir,” ujarnya.

Salah satu desa yang baru saja mendapatkan penghargaan dari Disparpora sebagai Dewi Maju adalah Desa Sikasur. Mualip menerangkan, dari hasil penilaian dewan juri, Sikasur memiliki kesiapan untuk disebut sebagai desa yang maju. Karena berhasil merangkul masyarakat dalam satu wadah untuk membangun potensi wisata mereka.

“Sikasur ini kompleks sekali dan mendapatkan nilai tertinggi, sebab mereka dapat mengajak masyarakat untuk membangun potensi menjadi sebuah obyek wisata. Di mana ketika ke sana, kita dimanjakan dengan keindahan alam dari hutan, pegunungan, pemandian, air terjun, serta beragamnya kuliner yang ada,” ucapnya. (fan/abd)

  • Bagikan