SEMARANG, Joglo Jateng – Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah Kiai Haji M Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) diusulkan maju sebagai salah satu kandidat pada Pilgub Jateng 2024. Usulan tersebut muncul saat Diskusi Refleksi Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di halaman Kantor DPW PKB Jateng, Semarang, Rabu (1/2/23).
Awalnya Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh memaparkan banyaknya persoalan di Jawa Tengah. Seperti banjir dan kemiskinan ekstrem.
“Banyak sekali persoalan di Jateng yang memang harus kita dampingi, apalagi persoalan itu menimpa warga NU seperti di kawasan pesisir pantai. Persoalan rakyat inilah yang harus dicarikan solusi,” katanya.
Menurut dia, solusi dari berbagai permasalahan itu harus melalui jalur politik. “Terus terang yang selalu menjadi tempat bertanya, berkoordinasi itu ya teman teman Fraksi PKB. Kadang saat kita menggelar acara diskusi tentang persoalan rakyat, kita mengundang seluruh partai, tapi yang selalu hadir dan ikhtiar memberikan gambaran solusi ya PKB, lagi-lagi ya PKB,” ujarnya.
Dirinya mengaku prihatin pengabdian NU kepada negara yang sudah satu abad, tapi nasib warga NU juga masih memprihatinkan. Keprihatinan itulah yang kemudian memunculkan usulan agar PKB mengusung Gus Yusuf sebagai salah satu calon pada Pilgub Jateng 2024.
“Sebagai kader semua harus siap. Saya kira kalau Gus Yusuf bersedia (maju Pilgub Jateng 2024, red), saya dan Gus Yusuf sudah saling memahami,” kata Mbah Ubaid, sapaan akrab KH Ubaidillah Shodaqoh.
Menanggapi hal itu, Gus Yusuf mengatakan bahwa yang terpenting adalah PKB dapat meraih suara terbanyak di Jateng pada Pemilu 2024. “Kalau saya, yang penting PKB menang dulu di Jawa Tengah,” jawabnya singkat.
Dalam rangkaian Peringatan 1 Abad NU yang digelar Selasa (31/1)-Rabu (1/2) di Halaman Kantor DPW PKB Jateng, Gus Yusuf mengatakan dalam usianya yang satu abad, NU sudah sangat berjasa bagi nusa dan bangsa.
“Setelah berdirinya PKB yang memang dilahirkan NU, jasa NU kepada negara ini tak terhingga. PKB dan NU akan lebih banyak bermanfaat jika mampu memenangkan kontestasi Pemilu 2024 nanti,” katanya.
Dia mencontohkan, PKB menginisiasi adanya Undang-Undang Pesantren dan ini menjadi bagian menjaga ahlussunnah wal jamaah dan NU. “Perjuangan politik PKB juga tidak kalah mulia dengan perjuangan di bidang pendidikan, ekonomi, maupun budaya,” ujarnya.
Selain itu, PKB juga tidak bisa pisah dari kebudayaan seperti halnya NU yang selalu nguri-nguri budaya sehingga PKB di setiap kegiatan selain ada doa dan tahlil, ada refleksi dan pagelaran seni budaya.
Mengusung tema “Tahlil dan Doa Satu Abad NU,” acara dimulai dengan ziarah ke makam KH Sholeh Darat di kompleks TPU Bergota Kota Semarang. Kiai Sholeh Darat merupakan salah satu guru dari Hadratus Syeikh Hasyim Asyari sebagai pendiri NU.
Selain gelar budaya wayang santri dengan dalang Ki Haryo, hadir pula Budayawan Kirun dan Penyair Sosiawan Leak. Sekretaris DPW Sukirman yang memandu acara refleksi, kemudian mempersilahkan Leak untuk membacakan sajak “Orang-orang Sarungan”. (ara/gih)