Oleh: Sugiyarti, S.Pd.SD
Guru SDN 03 Muncang, Kec Bodeh, Kab Pemalang
PERAN aktif siswa secara komprehensif antara fisik dan psikis dapat tercapai apabila guru sebagai pengajar mampu mengelola kegiatan belajar mengajar dengan baik, menarik, dan dan menyenangkan. Akan tetapi fakta di lapangan menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama ini keaktifan masih didominasi oleh guru. Sedangkan siswa hanya duduk manis sebagai pendengar dan melihat aktivitas guru.
Situasi ini yang terjadi di kelas V SDN 03 Muncang, pada tema 1 KD Mengidentifikasi Karakteristik Geografis Indonesia sebagai Negara Kepulauan Maritim dan Agraris serta Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Ekonomi, Sosial, Budaya, Komunikasi serta Transportasi. Materi Karakteristik Geografis Indonesia memang dirasakan oleh siswa kurang menarik dan kurang diminati. Karena materi ini menuntut siswa untuk banyak menghafal, dan memang selama ini pembelajaran berjalan monoton karena tidak melibatkan siswa. Sehingga siswa cepat bosan. Untuk mengatasi hal tersebut, guru memerlukan metode, model, ataupun pendekatan yang sesuai dengan KD dan materi yang diajarkan. Untuk materi Mengidentifikasi Karakteristik Geografis Indonesia, model yang tepat adalah make a match.
Make a match menurut Tarmizi dalam Novia (2015:12) adalah model pembelajaran dimana siswa mencari pasangan. Setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban) lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang dipegang. Jadi, dalam make a match, seorang guru diharuskan untuk mempersiapkan kartu yang berisikan pertanyaan dan kartu yang berisikan jawaban dari pertanyaan tersebut. Setiap siswa nantinya akan disuruh untuk menemukan pasangan soal/jawaban dari kartu-kartu tersebut.
Pembelajaran materi karakteristik geografis Indonesia di kelas V SDN 03 Muncang dilaksanakan dengan kelas yang sangat antusias dan penuh kegembiraan. Karena dalam prosesnya siswa diharuskan untuk berlomba memadukan kartu yang telah diterima dengan waktu yang telah ditentukan. Langkah-langkah pembelajaran model make a match yaitu pertama guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan pertanyaa, dan satu bagian untuk jawaban.
Kedua, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa. Ketiga, setiap siswa masing-masing mendapatkan sebuah kartu soal dan kartu jawaban. Keempat, setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point. Sementara, bagi kelompok yang banyak mengumpulkan poin maka kelompok tersebut dinyatakan sebagai pemenang dan akan mendapatkan reward (penghargaan). Kelima, guru dan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
Model make a match banyak kelebihannya. Antara lain dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Baik secara kognitif maupun fisik, sangat menyenangkan siswa karena ada unsur permainannya. Kemudian dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi, dan melatih siswa untuk disiplin menghargai waktu.
Sedangkan kekurangan model ini adalah jika tidak dipersiapkan dengan matang, maka akan memakan waktu. Banyak siswa yang malu karena ada yang berpasangan dengan teman yang lawan jenis atau berpasangan dengan teman yang tidak akrab. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan ada banyak siswa yang kurang memperhatikan saat presentase dan akan membosankan jika model ini digunakan terus menerus.
Berdasarkan pada aktivitas pembelajaran, penggunaan model make a match akan berdampak menyenangkan pada siswa. Apalagi dalam model ini siswa satu sama lain menjadi lebih akrab. Model ini bisa membuat siswa tangguh dalam pikiran dan mental. Dari kelebihan dan kekurangannya, model make a match tetaplah membantu siswa SDN 03 Muncang, memahami materi karakteristik geografis Indonesia. Terbukti, pembelajaran berjalan efektif, menyenangkan, dan hasil belajar meningkat. (*)