KBRI Evakuasi 123 WNI di Turki

  • Bagikan
HANCUR: Pemandangan udara menunjukkan bangunan yang runtuh dan rusak setelah gempa bumi di Hatay, Turki, Selasa (7/2). (ANTARA/JOGLO JATENG)

ANKARA, Joglo Jateng – Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2) bertambah menjadi 8.364 orang. Jumlah tersebut menurut data yang dirilis oleh pihak berwenang dan tim penyelamat Rabu (8/2).

Mengutip Kantor Berita Turki Anadolu Rabu (8/2), Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan, jumlah korban jiwa terbaru dari gempa bumi dahsyat di Turki mencapai 5.894. Sedangkan 34.810 orang lainnya luka-luka.

Sementara itu di Suriah, Kementerian Kesehatan setempat menyebutkan, setidaknya 1.250 orang tewas dan 2.050 orang lainnya luka-luka. Sementara petugas penyelamat mengatakan bahwa setidaknya 1.220 orang tewas dan lebih dari 2.600 orang terluka di kawasan yang dikuasai pemberontak di Suriah.

Gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang Provinsi Kahramanmaras di Turki selatan pada Senin pukul 04.17 waktu setempat (08.17 WIB), diikuti oleh gempa bermagnitudo 6,4 beberapa menit kemudian di Provinsi Gaziantep, Turkiye selatan, dan gempa bermagnitudo 7,6 pada pukul 13.24 waktu setempat (17.24 WIB) di Kahramanmaras.

HARU: Tim penyelamat mengevakuasi seorang anak berumur 5 tahun bernama Muhammet Ruzgar yang terjebak di reruntuhan bangunan akibat gempa di Hatay, Turki, Selasa (7/2).

Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan bantuan kemanusiaan senilai 25 juta dolar AS (sekitar Rp 377,5 miliar) untuk Turki dan Suriah yang dilanda gempa mematikan. Dana itu untuk membantu menyediakan dukungan penyelamatan darurat di wilayah tersebut.

“Tim penilaian dan koordinasi bencana PBB berada di Adana hari ini dan bergerak ke Gaziantep besok untuk mendukung tim pencarian dan penyelamatan Turki,” ujar Juru bicara PBB Stephane Dujarric, Selasa (7/2).

Mereka yang terdampak bencana itu mencakup ribuan pengungsi dari Suriah dan masyarakat Turki yang telah menampung mereka selama hampir 12 tahun. Menurut Dujarric, lebih dari 1,7 juta pengungsi Suriah terkena dampak gempa di Turki. Sebanyak 15 juta pengungsi Suriah saat ini tinggal di 10 provinsi Turki yang terdampak gempa.

“Kami akan melakukan apa pun sesuai permintaan pemerintah Turki dan berusaha membantu semaksimal mungkin,” katanya.

Ia juga mengatakan, jalan-jalan yang mengarah ke barat laut Suriah dari Turki telah rusak. Kondisi tersebut mengganggu upaya penyaluran bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang dikuasai pemberontak dan dilanda gempa.

Terkait gempa tersebut, Tim KBRI Ankara berhasil melakukan evakuasi terhadap 123 warga negara Indonesia (WNI) di sejumlah wilayah terdampak gempa di Turki.

“Alhamdulillah, sesuai perintah Presiden melalu Menlu RI, tim KBRI sudah tiba di lokasi gempa untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi WNI yang terdampak (gempa) ke Ankara,” kata Duta Besar RI untuk Turki Lalu M. Iqbal, Rabu (8/2/23).

Dia meminta para WNI yang dievakuasi untuk memberi kabar kepada keluarga di Indonesia agar mereka tenang. Menurutnya, tim yang terdiri dari bagian Konsuler Pelindungan WNI, Atase Pertahanan dan Perbinlu (pejabat Badan Intelijen Negara) melakukan evakuasi di empat titik yang paling terdampak gempa.

Sejauh ini tim tersebut berhasil mengevakuasi sebanyak 123 orang, dari sebelumnya 104 orang. Termasuk dua warga Malaysia dan satu warga Myanmar. Adapun seorang WNI bernama Ayu Fira yang berada di Hatay, yang hingga kemarin belum dapat dihubungi, sudah berhasil ditemukan dengan selamat.

“Alhamdulillah setelah melakukan pelacakan ke lokasi tempat tinggal, Ibu Ayu Fira dan anaknya sudah kami temukan dalam keadaan selamat,” ucap Bondet Suryonurwendo, Sekretaris 3 Pelindungan WNI KBRI Ankara yang memimpin tim ke Hatay.

Sementara itu, WNI bernama Nia Marlinda asal Bali dan seorang anaknya yang berusia satu tahun serta suaminya yang adalah warga Turki di Kahramanmaras ditemukan meninggal dunia tertimbun reruntuhan. Pihak KBRI Ankara telah mengabarkan berita duka tersebut kepada pihak keluarga dan Nia akan dimakamkan di Kahramanmaras.

Kombes Budi Wardiman selaku Ketua Tim Evakuasi KBRI Ankara ke Dyarbakir mengatakan bahwa pihaknya masih berkomunikasi dengan otoritas setempat dan simpul-simpul masyarakat Indonesia mengenai dua WNI pekerja spa yang masih belum bisa dihubungi. Mengenai berita di Harian Fajar yang memberitakan adanya WNI yang meninggal di Gaziantep, KBRI Ankara hingga saat ini masih harus mengonfirmasi kebenaran berita tersebut.

“KBRI sudah menghubungi wartawan Harian Fajar yang menulis berita mengenai adanya warga Sulawesi Selatan korban gempa yang meninggal di Gaziantep, namun permintaan konfirmasi kami tidak dijawab”, ujar Fitriyani, Sekretaris Pertama Penerangan KBRI Ankara. (ara/gih)

  • Bagikan