Jejak Kerajaan Demak sebagai Aset Kearifan Lokal P5

Rosikhatul Ilmiyah, S.Pd.,M.Pd

Oleh: Rosikhatul Ilmiyah, S.Pd.,M.Pd.
Guru SD Negeri Rejosari 2, Kec. Mijen, Kab. Demak

KERAJAAN Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa dan menjadi pelopor penyebaran agama islam di Nusantara, khususnya Jawa lewat para Wali Songo (sembilan wali). Berdasarkan fakta sejarah, Kerajaan Demak  berdiri pada perempat akhir abad ke-15. Jejak peninggalan Kerajaan Demak yang masih ada sampai sekarang antara lain Masjid Agung Demak, makam raja-raja antara lain Raden Patah, Adipati Unus. Kemudian Sultan Trenggono, Sunan Prawoto, dan Arya Penangsang, pintu bledeg, soko tatal, dan masih banyak lagi. Jejak tersebut menjadi bukti kejayaan Kerajaan Demak tidak hanya sekedar cerita belaka.

Sejarah, perjuangan, kejayaan, serta peninggalan Kerajaan Demak adalah aset berharga sebagai kearifan lokal di Kabupaten Demak. Kearifan lokal adalah kebijaksanaan atau pengetahuan asli suatu masyarakat yang berasal dari nilai luhur tradisi budaya untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat.

Pada kurikulum merdeka mulai dari jenjang PAUD, SD/MI, SMP/MTs, sampai SMA/sederatajat, kearifan lokal termasuk salah satu tema dalam kegiatan Projek Penguatan  Profil Pelajar Pancasila (P5). P5 sebagai salah satu sarana pencapaian profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami pengetahuan sebagai proses penguatan karakter. Sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting, di antaranya kearifan lokal. Sehingga peserta didik dapat melakukan aksi nyata sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya.

Tema kearifan lokal sendiri bertujuan agar peserta didik mengenal identitas dan karakteristik negara, keberagaman budaya dan ciri khas lainnya tentang Indonesia. Dengan begitu, mereka bisa memahami identitas dirinya sebagai anak Indonesia, serta bangga menjadi anak Indonesia. Kontekstualisasi tema tersebut yaitu dengan eksplorasi kearifan budaya nusantara yang berasal dari kearifan budaya daerah setempat.

Sesuai dengan kerangka berpikir P5 yaitu holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan eksploratif, maka kegiatan projek kelas IV semester genap tahun pelajaran 2022/2023 SD Negeri Rejosari 2 memilih tema Kearifan Lokal. Dengan mengangkat judul Berdirinya Kerajaan Demak. Tema dan judul tersebut dipilih dengan alasan Kabupaten Demak memiliki aset kearifan lokal yang sangat berharga untuk menjadi penguat profil pelajar Pancasila, yaitu Kerajaan Demak. Melalui kegiatan projek tersebut, peserta didik tidak hanya mempelajari, tetapi juga mangalami dan menjadi bagian dari pemilik warisan Kerajaan Demak.

Kegiatan projek berjudul Berdirinya Kerajaan Demak dilaksanakan selama sembilan minggu. Dimulai dari 7 januari 2023 sampai 4 Maret 2023. Pada tiga minggu pertama, aktivitas yang dilakukan yaitu pengenalan, pemahaman, dan kontekstualisasi drama Berdirinya Kerajaan Demak. Pada minggu keempat sampai kedelapan peserta didik melakukan kegiatan aksi, refleksi, dan tindak lanjut dari kontekstualisasi drama tersebut. Pada puncaknya di minggu kesembilan, dilaksanakan gelar karya pementasan drama berjudul Berdirinya Kerajaan Demak.

Hasil yang didapatkan dari kegiatan projek berjudul Berdirinya Kerajaan Demak adalah tercapainya profil pelajar Pancasila yang terdiri dari enam dimensi. Yaitu beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlaq mulia, mandiri, gotong-royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.

Tantangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan projek adalah membuat peserta didik terlibat secara optimal sepanjang kegiatan projek berlangsung. Optimalisasi pelaksanaan kegiatan projek secara teknis berkaitan dengan kemampuan pendidik dan satuan pendidikan. Yakni untuk dapat mengelola berjalannya rangkaian kegiatan projek secara efektif dan efisien. Kita dapat melihat efektivitas tersebut dalam empat hal. Yaitu alur kegiatan, alokasi waktu, kolaborasi tim, dan ketercapaian setiap dimensi profil pelajar Pancasila. (*)