Tingkatkan Pemahaman Belajar Bangun Datar melalui Example non Example

Oleh: Evi Midarwatiningsih, S.Pd.SD
Guru SDN 01 Pegiringan, Kec. Bantarbolang, Kab. Pemalang

TUJUAN pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk mencapai tujuan tersebut dituntut peran guru dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki keseimbangan antara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam muatan pelajaran matematika, siswa kelas rendah sangatlah penting.

Pembelajaran matematika di kelas rendah adalah pembelajaran awal. Siswa harus diajarkan benda-benda yang konkret dulu, setelah itu ke benda yang abstak. Karena dengan benda yang konkret siswa akan memahami dan guru bisa menanamkan konsep matematika kepada siswa. Mengajar bukan hanya menstranfer ilmu pengetahuan kepada siswa. Tetapi juga merupakan kegiatan guru dalam membimbing dan memfasilitasi siswa guna menemukan pengetahuan dan pengalaman belajar.

Pemkab Demak

Secara umum, dalam kegiatan pembelajaran dapat dinyatakan berhasil apabila guru dalam menyampaikan setiap pembelajaran, siswa dapat memahami dan menguasai konsep yang diberikan. Sedangkan ketidakberhasilan siswa terhadap materi pelajaran dan rendahnya antusias siswa dalam belajar terbukti pada hasil perolehan nilai ulangan.

Masalah yang dihadapi kelas III SDN 01 Pegiringan adalah rendahnya hasil belajar pada materi Bangun Datar Sederhana. Banyak siswa yang nilainya di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sebuah tindakan komunikatif diperlukan untuk dapat menghasilkan pemahaman yang baik terhadap pembelajaran. Penerapan model pembelajaran yang tepat pada belajar bangun datar sederhana adalah menggunakan model example non example. Penggunaan model ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pembelajaran matematika.

Menurut Roestiyah (2001:73), model example non example adalah model pembelajaran yang mempersiapkan dan menggunakan gambar, diagram, maupun tabel yang telah disesuaikan dengan materi ajar dan kompetensi dasar. Adapun penyajian gambar dapat ditempel ataupun ditampillkan pada LCD atau OHP.

Model example non example bertujuan mendorong siswa untuk berpikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Alasan belajar bangun datar sederhana menggunakan model ini karena di dalam materi Bangun Datar, materi yang disajikan adalah gambar-gambar bangun datar. Sehingga cocok menggunakan model example non example.

Langkah-langkah model pembelajaran example non example adalah sebagai berikut. Pertama, guru menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai. Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan kompetensi dasar pelajaran matematika. Kedua, guru menyajikan materi. Penyajian materi sangatlah penting karena sebagai momentum permulaan pembelajaran.

Ketiga, guru mempersiapkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi, yaitu bangun datar sederhana. Keempat, guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan siswa untuk memperhatikan gambar-gambar. Kelima, siswa berdiskusi dalam kelompoknya dan hasilnya dicatat dalam buku. Keenam, tiap kelompok diberikan kesempatan membacakan hasil diskusinya. Ketujuh, guru dan siswa membuat kesimpulan.

Kelebihan model example non example adalah siswa dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis ketika, melihat gambar yang sesuai dengan kompetensi dasar. Kemudian setiap siswa akan diberi waktu untuk mengutarakan apa yang dipikirkan setelah menganalisis gambar yang sesuai dengan kompetensi dasar. Lalu dapat mengimplementasikan materi dari contoh gambar yang sesuai dengan kompetensi dasar. Sedangkan kekurangan metode ini adalah waktu yang digunakan relatif panjang dan materi yang diajarkan di sekolah tidak selalu cocok dengan presentasi gambar.

Namun, dari kelebihan dan kekurangan model example non example tetaplah membantu pemahaman siswa kelas III SDN 01 Pegiringan untuk materi Bangun Datar Sederhana. Pembelajaran berlangsung efektif, siswa lebih antusias, lebih aktif, dan hasil belajar meningkat. Ketika siswa lebih bersemangat, guru pun lebih mudah untuk memberikan materi selanjutnya. (*)