Oleh: Endri Sutowo, S.Pd
Guru Geografi SMAN 1 Sayung, Kab. Demak
MENINGKATKAN mutu pembelajaran adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, terutama bagi guru. Untuk menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan ketidakpastian, dibutuhkan guru yang mampu mengelola proses pembelajaran secara efektif dan inovatif. Diperlukan perubahan strategi dan model pembelajaran yang sedemikian rupa untuk memberikan nuansa yang menyenangkan.
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran dewasa ini adalah rendahnya daya serap siswa terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam arti yang lebih substansial bahwa proses pembelajaran sampai dewasa ini masih didominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikir. Untuk itu, diperlukan pemilihan model pembelajaran yang tepat.
Pendekatan quantum learning sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran geografi, khususnya materi Atmosfer yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Kegiatan belajar di kelas quantum learning menggunakan berbagai macam model ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, kerja kelompok, ekperimen, dan model pemberian tugas.
Adapun langkah-langkah yang diterapkan dalam pembelajaran quantum learning dengan cara sebagai berikut. Pertama, melakukan ambak (motivasi), memberi motivasi kepada siswa tentang manfaat mempelajari materi yang akan di ajarkan. Kedua, penataan lingkungan belajar, meberikan rasa santai kepada siswa dengan merapikan kelas, dan mendengarkan/memutar musik agar siswa rileks dalam pembelajaran.
Ketiga, memupuk sikap juara dengan cara memberikan penghargaan baik berupa tepuk tangan, pujian, maupun berupa hadiah kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru. Keempat, bebaskan gaya belajarnya. Kemudian memvariasikan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan modalitas visual, auditorial, dan kinestetik (VAK) siswa.
Kelima, Membiasakan mencatat, menyuruh siswa agar membuat ringkasan materi yaitu dengan membuat catatan tulis susun (TS). Keenam, membiasakan membaca dan memberi tugas rumah untuk membaca serta mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya. Ketujuh, melatih kekuatan memori siswa dengan mengerjakan soal-soal dari media pembelajaran yang dilaksanakan secara serempak oleh siswa tanpa melihat buku.
Dari penelitian yang telah dilakukan di SMAN 1 Sayung pada materi Atmosfer, dengan penerapan pembelajaran model quantum learning, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada pra siklus skor rata-rata aktivitas siswa adalah 2,0 termasuk katagori cukup aktif. Lalu meningkat pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa adalah 2,8 yang termasuk kategori cukup aktif mengarah ke aktif. Selanjutnya meningkat pada siklus II menjadi 3,7 yang termasuk pada kategori sangat aktif.
Hasil belajar geografi materi Atmosfer siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Sayung dapat ditingkatkan dengan menerapkan pembelajaran model quantum learning. Dimana pada pra siklus diperoleh nilai terendah 20, tertinggi 76, rara-rata 59,3, ketuntasan belajar 6 siswa atau 22%, meningkat pada siklus I. Yaitu diperoleh nilai terendah 25, nilai tertinggi 90, nilai rata-rata 66,6 dan ketuntasan belajar sebesar 19 siswa atau 70%. Pada siklus II diperoleh nilai terendah 70, nilai tertinggi 95, rata-rata adalah 83,08 dan ketuntasan belajar pada siklus II mengalami peningkatan. Yaitu dari 19 siswa atau 70% meningkat menjadi 24 siswa atau 89 %. Hal ini telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan, yakni 85%.
Berdasarkan penelitian ini, hendaknya guru dapat dan mau menggunakan model pembelajaran yang tepat dan menyenangkan seperti menerapkan pembelajaran model quantum learning. Karena model pembelajaran tersebut terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar geografi materi Atmosfer. (*)