Oleh: Pasiyem, S.Pd.I
Kepala SD N 4 Tambakrejo, Kec.Wirosari, Kab.Grobogan
PADA saat ini, Indonesia dihadapkan pada persoalan dekadensi moral dan karakter yang sangat serius.Terutama pada pergeseran orientasi kepribadian yang mengarah pada perilaku amoral. Hal ini nampak jelas terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Atas dasar keadaan di lapangan, pemerintah tergerak untuk menata dan menerapkan pendidikan karakter yang dimasukkan pada kurikulum sekolah. Pendidikan karakter telah ditanamkan pada anak sejak usia dini sampai kejenjang yg lebih tinggi, termasuk di sekolah dasar penulis. SDN 4 Tambakrejo kecamatan Wirosari merupakan sekolah yang telah melakukan pendidikan karakter.
Definisi lingkungan sangat berfariasi. Menurut para ahli, lingkungan merupakan ruang yang kita manfaatkan untuk beraktivitas dan menjalani hidup. Sedangkan menurut UU tahun 2009 (PPLH) bab I pasal (1), lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup. Termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam serta kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Adapun lingkungan keluarga secara umum diyakini dapat berpengaruh besar dalam membentuk karakter anak. Penulis mendiskripsikan bahwa karakter dapat dibentuk dan dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan sekolah. Pertama, lingkungan keluarga merupakan lingkungan dimana jiwa dan raga anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan. Seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman. Kemudian dasar-dasar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang memerlukan keteladanan orang tua.
Jika dididik dan dilatih dengan terus menerus, maka ia akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang memiliki karakter yang baik. Sebaliknya, apabila anak dibiarkan dalam bertindak dan berperilaku tanpa adanya keteladanan, nantinya akan terbiasa berkarakter yang kurang baik juga. Hal ini dapat di rancang sejak usia dini dengan diberi stimulus dan pembiasaan agar terbentuk karakter yang baik pada anak. Perlu disadari bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang sangat dominan untuk mempengaruhi perkembangan karakter anak.
Kedua, di lingkungan sekolah, pendidikan karakter sekarang ini sudah terintegrasi dengan mata pelajaran yang ada. Pendidikan karakter di sekolah diperoleh secara teratur, sistimatis, dan berjenjang. Sehingga sedikit demi sedikit akan berpengaruh pada perubahan karakter anak. Dengan diterapkannya pendidikan karakter di lembaga pendidikan, maka akan tercipta dan terbentuk pribadi yang cerdas, terampil, dan berbudi pekerti yang luhur. Sesuai yang diharapkan oleh keluarga dan pemerintah.
Menurut Hermawan Kartajaya (2010), karakter anak adalah ciri khas yang dimiliki oleh benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan mesin pendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespon sesuatu.
Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa lingkungan keluarga dan sekolah sangatlah penting dalam membentuk karakter kepribadian anak yang pada saat ini belum sesuai dengan yang kita harapkan. Hal itu disebabkan oleh peran keluarga yang didalamnya orang tua dan sekolah belum maksimal dalam menanamkan nilai-nilai karakter dan memberikan keteladanan. Oleh karena itu, perpaduan dua lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah sangat dibutuhkan. Yakni untuk menciptakan karakter anak yang baik dan sesuai dengan harapan keluarga dan bangsa.
Penulis berharap, generasi muda sejak masih anak-anak kita tanamkan nilai-nilai kepribadian baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Agar terbentuk karakter anak yang baik, kuat, dan dapat menjadi jati diri bangsa Indonesia yang mampu menghadapi perubahan zaman yang serba kompleks. (*)