SEMARANG, Joglo Jateng – Ratusan warga mengikuti kirab budaya dalam rangka Haul Simbah Kyai Pati atau Wasis Wijoyokusumo. Kegiatan yang dilaksanakan di Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunung Pati ini juga bertujuan untuk mendongkrak wisata religi Kota Semarang.
Sebelumnya, ratusan warga berkumpul di Lapangan Sabrangan untuk di lepas oleh panitia menuju Makam Adipati Wasis Wujoyokusumo. Dibuka dengan penampilan 23 pesilat dari pencak silat Pagar Nusa.
Pantaun Joglo Jateng, peserta mengenakan kostum sesuai dengan tema masing-masing. Ada yang mengenakan pakaian adat, seragam paskibraka, banser, serta pakaian prajurit ala kerajaan. Tepat pukul 14.00, kirab dimulai.
Ketua Panitia, Bagus Jati Waluyo mengatakan, para peserta berasal dari warga sekitar, rombongan kecamatan dan kelurahan, IPPNU, grup rebana Anababa, SMA N 12 Semarang, dan lainnya. Mereka akan berjalan kurang lebih selama 30 menit dengan jarak 500 meter. Ia menyebut, rombongan budaya juga ada yang membawa sesaji berupa bunga, air, dan lainnya untuk di letakkan di Makam Wasis Wijoyo Kusumo.
“Kirab ini bertepatan dengan Haul Simbah Kyai Pati atau Wasis Wijoyo Kusumo yang rutin kita laksanakan setiap Sabtu Pahing bulan Sya’ban,” katanya.
Menurutnya, kegiatan kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika tahun lalu hanya pengajian dan tausiyah, tahun ini ada kirab yang menandakan kerukunan warga. Temanya “Memayu Hayuning Bawana” yang memiliki makna memberikan keindahan dan keseimbangan tentang alam.
Harapannya dengan ada kegiatan ini, ke depan bisa memberikan manfaat bagi warga sekitar. Menurutnya, makam Simbah Kyai Pati ini bisa menjadikan destinasi wisata reiligi baru. Sekaligus untuk mendongkrak geliat wisata di Kota Semarang, khususnya Kecamatan Gunung Pati.
“Kirab ini juga untuk menjadi daya tarik masyarakat dari luar berkunjung. Tahun depan kita akan buat yang lebih meriah dengan grebeg. Sudah dianggarkan dari pihak kecamatan (Gunung Pati). Harapannya bisa mendongkrak wisata religi di Kota Semarang,” imbuhnya.
Selain itu, ada empat gunungan berisi sayur-sayuran dan bahan pangan lainnya. Seperti kol, tomat, terong, cabai, hingga padi. Gunungan yang telah diarak dari lapangan Sabrangan menuju makam ini dipercaya telah membawa berkah.
Sampai di makam kemudian didoakan. Selanjutnya empat gunungan ini diserbu warga. Mulai dari anak kecil hingga lansia turut berdesak-desakan untuk mendapat sayur dan kelimpahan rezeki. “Gunungan adalah bentuk persembahan, rasa hormat kita, rasa syukur kita terhadap alam dan yang di atas bahwa telah memberikan kelimpahan rezeki untuk kita,” tambahnya.
Salah satu warga Arum Puji Rahayu mengaku senang mendapatkan banyak sayuran. Menurutnya, kegiatan yang rutin diadakan ini selalu rutin ia tunggu.
“Ini memang rutin diadakan setiap tahun. Senang ya karena ada acara bagi-bagi sayur lewat gunungan yang telah didoakan. Harapannya kita semua selalu sehat, rukun, dan mempunyai banyak rezeki,” akunya. (luk/gih)