Memanfaatkan Ice Breaking dalam Pembelajaran Matematika

Oleh: Intana Nazilata, S.Pd.SD
Guru Kelas V SD N Bintoro 01, Kec. Demak, Kab. Demak

SAAT peserta didik merasa bosan dengan pelajaran matematika yang terasa sulit dan membingungkan, saat itu dibutuhkan refresh otak untuk bisa membuat peserta didik berkonsentrasi kembali. Salah satu yang bisa diaplikasikan oleh guru adalah ice breaking. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan komunikasi dan partisipasi yang merupakan faktor penting didalam suatu kelompok atau kelas.

Ice Breaking diperlukan dalam proses pembelajaran di kelas, khususnya pelajaran matematika. Yakni untuk menjaga stamina, emosi dan kecerdasan berpikir peserta didik. Di tingkat SD, Matematika dianggap pelajaran sulit. Peserta didik merasakan jenuh dan bosan menerima materi karena siswa dihadapkan oleh angka-angka dan rumus yang harus mereka hafalkan.

Kejenuhan dan kebosanan juga dirasakan oleh murid kelas 5 SDN Bintoro 01 Demak. Pembelajaran Matematika di kelas 5 SDN Bintoro 01 tidak ada jeda istirahat selama pembelajaran berlangsung. Tentunya hal ini akan sangat melelahkan bagi otak siswa, karena memakan konsentrasi yang ekstra.

Kegiatan ice breaking tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Guru harus merancang kegiatan ini dengan teliti dan hati-hati supaya dapat mencapai tujuan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru saat kegiatan ice breaking. Yaitu guru harus mempunyai naluri khusus yang kuat. Jangan sampai kegiatan ice breaking berhenti sebelum tercapai tujuan. Guru harus mengetahui kapan saatnya melakukan ice breaking. Usahakan kegiatan ice breaking dapat menimbulkan kesan positif dan jangan berlebihan. Jangan sampai kegiatan ice breaking lebih lama daripada waktu pembelajaran inti.

Adapun tips untuk melakukan ice breaking di kelas supaya bisa berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan di antaranya guru menentukan bentuk ice breaking yang digunakan. Bentuk ice breaking tidak hanya sebatas dalam bentuk games saja. Tetapi dapat juga dalam bentuk nyanyian, gerakan tubuh, yel yel semangat belajar, dan lain sebagainya. Bentuk ice breaking sekiranya sesuai dengan kebutuhan, jumlah peserta, dan alat atau bahan yang tersedia. Kemudian Menyiapkan materi ice breaking yang relevan dengan situasi dan materi yang diajarkan. Setelah menyiapkan materi, guru harus menyiapkan bahan apa yang diperlukan dll.

Untuk melihat apakah kegiatan ice breaking yang dirancang sudah sesuai dengan tujuan dan untuk melihat kira-kira kendala apa yang mungkin muncul saat ice breaking, sangat disarankan untuk melakukan uji coba terlebih dahulu. Setelah itu, guru dapat melakukan penyempurnaan berdasarkan catatan atau masukan dari siswa atau teman sejawat.

Saat ice breaking, guru harus berusaha tetap berkomunikasi dengan siswa dan bersikap aktif. Penting sekali untuk berinteraksi dalam ice breaking agar peserta didik memahami jalannya ice breaking. Sehingga pelaksanaannya lancar hingga akhir. Tips yang terakhir melibatkan seluruh peserta didik, jangan sampai ada siswa yang merasa tidak dilibatkan dari kegiatan yang dilaksanakan.

Beberapa contoh kegiatan ice breaking yang bisa dilakukan pada saat pembelajaran matematika adalah dengan melakukan senam mini. Dimana anak diminta berdiri dan melakukan gerakan kecil seperti senam. Kegiatan bernyanyi bersama juga merupakan kegiatan ice breaking. Selain itu, kegiatan ice breaking juga bisa dilakukan melalui permainan tepuk tangan, kuis spontan hiburan, dan lain sebagainya.

Dengan ice breaking, rasa jenuh siswa kelas 5 di SDN Bintoro 01 Demak menjadi hilang. Kegiatan pembelajaran matematika menjadi menyenangkan dan tidak monoton. Siswa kelas 5 kembali bersemangat mengikuti pembelajaran. Selain itu, ice breaking dapat mengembalikan konsentrasi otak siswa. Kemudian meningkatkan fokus siswa dalam belajar matematika. Sehingga materi dapat mudah diterima hasil belajar pun meningkat. (*)