Oleh: Nurul Khasanah, S.Pd.SD., M.Pd.
Guru SDN Kadilangu 1, Kec. Demak, Kab. Demak
MATEMATIKA terbagi dalam tiga bagian besar. Yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Ilmu geometri secara harfiah berarti pengukuran tentang bumi, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan di dalam ruang. Pengukuran konkretnya dapat dilihat pada bangun ruang. Bangun ruang sendiri di susun dari beberapa bangun datar. Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung. Contoh bangun datar antara lain persegi, persegi panjang, segitiga, trapesium, layang-layang, belah ketupat, lingkaran, dan lain-lain.
Pada kenyataan dilapangan siswa sekolah dasar, sebagian besar hanya bisa memahami bangun datar persegi, persegi panjang, dan segitiga. Selebihnya bangun datar yang lain masih belum mengenal dan memahami serta mengingat bentuk bangun datar. Untuk itu, sebagai guru harus mampu menjadi inisiator bagi siswanya. Guru inisiator adalah guru yang mampu mengetahui dan memahami siswa dari berbagai kondisi, lingkungan permainan, bakat, serta kondisi orangtua.
Keberhasilan mata pelajaran dituangkan dalam mengembangkan ide, kreativitas, metode dan media yang tepat, sehingga bisa diterima dan dipahami siswa. Salah satu metode yang menyenangkan dalam pembelajaran bangun datar adalah dengan bermain menggunakan media puzzle. Permainan ini tidak semata-mata siswa diajak bermain. Tetapi siswa dilibatkan secara aktif bermain dalam situasi nyata yang berkaitan dengan belajar bangun datar. Dengan metode ini, siswa lebih cepat mengingat dan hafal apa yang telah dipelajari karena konsep matematika yang abstrak diubah menjadi konkrit.
Pengertian puzzle adalah permainan yang menyusun suatu gambar atau benda yang telah dipecah dalam beberapa bagian. Cara memainkan puzzle adalah memisahkan kepingan-kepingan yang dipisahkan. Lalu digabungkan kembali dan terbentuk menjadi sebuah gambar bangun datar yang dikehendaki. Tujuan penggunaan metode permainan media puzzle adalah mengenalkan pada siswa beberapa strategi sederhana dalam menyelesaikan masalah. Kemudian melatih kecepatan, kecermatan, ketelitian dalam menyelesaikan masalah, serta menanamkan sikap pantang menyerah dalam menghadapi masalah.
Langkah-langkah bermain media puzzle adalah sebagai berikut. Pertama, lepaskan kepingan-kepingan puzzle dari tempatnya. Kedua, acak kepingan puzzle tersebut. Ketiga, mintalah siswa menyusun kembali kepingan-kepingan sesuai gambar bangun datar yang dikehendaki.
Dalam setiap metode pembelajaran tentunya ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan penggunaan metode bermain puzzle adalah mampu mengasah otak, melatih koordinasi tangan dan mata. Selain itu melatih membaca, mengenal bentuk dan langkah penting menuju pengembangan keterampilan membaca, melatih nalar dan ketepatan, serta melatih pengetahuan dan kesabaran.
Sedangkan yang menjadi kekurangan metode bermain puzzle adalah membutuhkan waktu yang banyak, menuntut kreativitas siswa. Di samping itu kelas menjadi ramai bila siswa sulit menemukan kepingan puzzle. Metode bermain puzzle telah dipraktikan oleh penulis di kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar Negeri Kadilangu 1 Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Hasil penggunaan metode ini, siswa sangat senang dan antusias. Siswa juga mampu memahami, mengingat, dan menghafal berbagai macam gambar bangun datar. (*)