Bahan Ajar Tematik untuk Empati Sosial

Oleh: Sakri, S.Pd. SD
Guru SD N 2 Singamerta, Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara

KEPEDULIAN sosial merupakan sikap ingin membantu orang lain yang bertujuan untuk meringankan beban orang lain. Kemendiknas (2010:10) menyatakan bahwa kepedulian sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Pembelajaran PPKn bisa menjadi salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan sikap kepedulian sosial siswa. Bahan ajar yang baik dirancang sesuai dengan kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Namun kenyataanya berdasarkan hasil observasi dan wawancara, guru belum dapat mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kondisi lingkungan sosial siswa. Maka penelitian ini berusaha menawarkan salah satu solusi praktis dengan mengembangkan bahan ajar materi makna bersatu dalam keragaman untuk mengembangkan sikap kepedulian sosial siswa kelas III. Bahan ajar yang dikembangkan pada tulisan ini mereduksi beberapa komponen. Menurut pendapat Mustaji (2008: 30-32), yang meliputi merumuskan tujuan instruksional adalah petunjuk belajar, lembar kegiatan siswa, dan lembar latihan siswa.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Bahan ajar pada penelitian ini memuat aktivitas yang dapat mengembangkan sikap kepedulian sosial siswa. Indikator kepedulian sosial menurut dapat dilihat dengan munculnya perilaku siswa berupa mampu bersikap tolong menolong, tenggang rasa, dan berakhlak mulia. Harapannya tulisan ini adalah mendeskripsikan desain dan mengembangkan bahan ajar materi Makna Bersatu dalam Keragaman untuk Mengembangkan Kepedulian Sosial siswa kelas III.

Pembelajaran yang mengembangkan karakter bangsa seperti pendidikan kewarganegaraan (PKn) dan bahasa Indonesia dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak menekankan pada aspek kognitif dari pada aspek afektif dan psikomotor. Berdasarkan kondisinya, peserta didik dikelas 1-3 sekolah dasar berada di rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ dan SQ tumbuh berkembang sangat luar biasa.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Pada umumnya, tingkat perkembangannya masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana (Ryan dan Deci 2000:11). Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung. Atas dasar pemikiran tersebut, maka model pembelajaran untuk kelas awal (kelas 1-3) lebih sesuai jika menggunakan pembelajaran tematik. Yaitu dengan pengembangan bahan ajar media kubus misteri melalui permainan keterampilan menangkap. Karena, pembinaan dan perangsangan tumbuh kembang anak sebaiknya dilakukan dengan kegiatan belajar sambil bermain. Agar kemampuan motoriknya berkembang secara optimal.

Pembelajaran tematik merupakan sebuah pembelajaran yang menyentuh semua aspek kebutuhan anak. Sebuah pembelajaran yang terkait, tidak terkotak-kotak, dan dapat merefleksikan dimensi keterampilan dengan menampilkan tema-tema yang menarik dan kontekstual. Dikembangkan dalam konsep pendidikan kecakapan hidup yang terkait dengan pendidikan personal dan sosial, pengembangan berpikir, kognitif. Kemudian pengembangan persepsi motorik dapat teranyam dengan baik apabila materi ajarnya dirancang melalui pembelajaran tematik.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Beberapa hal sebagai yang pemantik konstruktif membangun ide bahan ajar tematik adalah sebagai berikut. Pertama, pembelajaran tematik menggunakan media pembelajaran tematik. Pada perkembangannya, terdapat suatu model yang bisa mengatasi itu semua dengan model yang sistematis. Kedua, pengembangan bahan ajar dengan media pembelajaran kubus misteri telah dinyatakan efektif dilihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa. Yakni dapat dilihat dari hasil pengamatan pada satu uji coba.

Ketiga, adapun perubahan yang dirasakan siswa setelah mempelajari materi menggunakan bahan ajar dengan media pembelajaran kubus misteri, siswa merasa termotivasi untuk belajar. Lalu dapat menghargai perbedaan, memiliki kepercayaan diri, dan bertanggung jawab. Adapun hasil dari deskripsi ini dapat digunakan sebagai referensi pada penelitian pengembangan selanjutnya. (*)