Oleh: Tofik Hidayat, S.Pd.SD
Guru SD N 1 Prigi, Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara
IPA didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi. Untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Carin dan Sund (1993) dalam Puskur-Depdiknas (2006) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur. Berlaku umum, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
Pada hakikatnya, IPA melalui empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi. Dalam pembelajaran IPA khususnya materi Gaya di kelas IV SD Negeri 1 Prigi, guru tidak memakai media pembelajaran dan hanya menggunaan metode konvensional. Dengan tahapan menjelaskan, memberi contoh, dan memberi tugas. Sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar dan tidak tertarik dalam proses belajar dikelas, dan mengakibatkan nilai hasil belajar siswa rendah.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan upaya-upaya yang baru dalam mengajar IPA, khususnya pada materi Gaya. Salah satu yang perlu dilakukan oleh guru adalah dengan memodifikasi media pembelajaran dengan mengikuti kemajuan perkembangan teknologi informasi.
Ibrahim R. dan Nana Syaodih (1996) mengemukakan bahwa media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa. Sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Sementara itu, Gerlach dan Ely (Arsyad, 2003) mengemukakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan motivasi mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media pengajaran mempunyai fungsi membantu memudahkan belajar siswa/mahasiswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru/dosen. Kemudian memberikan pengalaman lebih nyata, menarik perhatian siswa lebih besar. Selain itu semua indra murid dapat diartikan, kelemahan satu indra dapat diimbangi oleh kekuatan indra lainnya, lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar. Selanjutnya dapat membangkitkan dunia teori dengan realitasnya.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemikiran dan penggunaan media pembelajaran di antaranya yaitu tujuan instruksional yang ingin dicapai. Berikurnya karakteristik siswa atau sasaran, jenis rancangan belajar yang diinginkan, apakah bersifat audio saja atau visual saja, atau kedua-duanya. Selain itu keadaan latar atau lingkungan, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani.
Video pembelajaran adalah salah satu media yang dirancang secara sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku. Dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran. Sehingga program tersebut memungkinkan peserta didik mencerna materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik.
Video membuat siswa dapat melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi, mengolah hasil belajar. Bahkan mengkremasikan hasil belajar agar menjadi lebih menarik.
Kegiatan inti dalam proses pembelajaran aktif yang dapat dipahami dalam video ini meliputi siswa melihat. Lalu mendengar demonstrasi guru cara menggunakan dan menu/fasilitas yang tersedia dalam multi media interaktif. Siswa bekerja secara kooperatif untuk mencari informasi dan berlatih mempraktikan materi yang dipelajari, serta mempresentasikan hasil kesimpulannya.
Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif yaitu metode kooperatif tipe STAD (student teams achievement divisions). Selanjutnya metode jigsaw, metode GI (group investigation), dan metode stuktural. Dalam penelitian ini metode pembelajaran yang digunakan tipe STAD.
Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut . pada akhir pembelajaran. Seluruh siswa diberikani kuis tentang materi itu. Dengan catatan saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. (*)